Teheran, Purna Warta – Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Brigadir Jenderal Esmaeil Qaani memberikan penghormatan kepada mendiang Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian, memujinya atas dukungannya terhadap perlawanan.
Baca juga: Iran Sampaikan Belasungkawa kepada Niger atas Serangan Teroris yang Mematikan
Berbicara dalam sebuah upacara yang diadakan di ibu kota Teheran pada hari Kamis untuk memperingati hari ke-40 kesyahidan Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Amirabdollahian, Brigadir Jenderal Qaani memuji karakteristik istimewa dari kedua martir tersebut dalam membela perlawanan dan melawan hegemoni AS.
Raisi dan Amirabdollahian kehilangan nyawa mereka bersama sejumlah rekan mereka dalam kecelakaan helikopter tragis di wilayah barat laut Iran pada 19 Mei.
Qaani menggambarkan mendiang menteri luar negeri Iran sebagai sosok yang “tak kenal lelah dan pemberani,” dan mengatakan Amirabdollahian membuka era baru dalam membela perlawanan dan merupakan “suara lantang” dari garis depan perlawanan.
Komandan IRGC mengatakan kata-kata dan tindakan Raisi dan Amirabdollahian membuktikan bahwa Republik Islam dapat “menghadapi kekuatan besar,” dan “mengisolasi” negara adidaya seperti AS.
Qaani menekankan bahwa upaya kedua tokoh di kancah internasional itu sangat efektif dan berhasil menjaga otoritas Iran dari Israel yang membunuh anak-anak dan Amerika yang kriminal.
“Orang-orang ini berjuang bersama AS dan membuktikan bahwa segala sesuatunya dapat dilakukan tanpa bergantung pada Amerika,” kata Qaani.
“Anda harus tahu bahwa mereka yang mengaitkan penyelesaian masalah dengan hubungan dengan Amerika adalah mereka yang tidak ingin berjuang dengan gagah berani. Jika Anda berbicara dari posisi otoritas dan kekuasaan, bahkan AS akan dipaksa untuk patuh.”
Panglima IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami memuji pencapaian besar mendiang kepala eksekutif Iran sehari sebelumnya, dengan mengatakan Raisi menghancurkan apa yang disebut kebijakan Barat untuk mengisolasi dan memberi sanksi kepada Iran.
Salami juga menekankan bahwa pemilihan presiden mendatang harus menjadi ajang kemenangan bangsa Iran atas musuh-musuhnya.
Baca juga: Iran Tempatkan Tempat Pemungutan Suara di Perbatasan AS Setelah Kanada Tolak Izin Pemilu
Rakyat Iran akan memberikan suara pada hari Jumat untuk memilih presiden baru dari enam kandidat untuk menggantikan Raisi.
Pemerintahan baru, yang ke-14 sejak kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, akan mengambil alih kekuasaan pada akhir Juni atau awal Juli dan akan menjabat selama empat tahun.