Iran, Purna Warta – Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC) Ali Akbar Ahmadian mengatakan Iran tidak menyesali pengeluaran untuk melawan kelompok teroris Daesh Takfiri di Suriah, karena pengeluarannya mencapai tujuan untuk memastikan keamanan Republik Islam.
Baca juga: Pemerintah Iran Tetapkan Hari Libur untuk Kurangi Pengeluaran Energi
Ia menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara dengan Khamenei.ir, situs web resmi Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, pada hari Kamis, beberapa hari setelah militan yang didukung asing mengumumkan jatuhnya Presiden Bashar al-Assad di Suriah, tempat para penasihat militer Iran hadir.
Ia ditanya tentang propaganda yang diluncurkan oleh media anti-Iran mengenai peran penasihat militer Teheran di Suriah selama beberapa tahun terakhir.
“Kami tidak menyesali biaya yang kami keluarkan… karena kehadiran dan pengeluaran kami adalah untuk keamanan kami sendiri dan kami mencapai apa yang kami harapkan,” katanya.
“Jika Daesh tidak dibasmi di Suriah dan Irak, hari ini kami harus melawannya di dalam negeri dengan biaya sepuluh kali lipat lebih mahal.”
Ahmadian juga mencatat bahwa musnahnya Daesh sepenuhnya menggagalkan rencana Amerika Serikat dan membuat investasi mereka selama bertahun-tahun menjadi sia-sia sehingga pengeluaran Iran di Suriah tak perlu disesali.
Amerika membangun tentara atau pemerintahan untuk melawan Revolusi Islam, tetapi Iran menggagalkan rencana mereka, dan pencapaian ini cukup untuk membayar kehadiran negara itu di Suriah, tegasnya.
Pada tahun 2014, Daesh merebut sebagian besar wilayah di Irak dan Suriah dalam serangan kilat, mendeklarasikan wilayah yang dikuasainya sebagai “kekhalifahan.”
Namun, pasukan Irak dan Suriah, dengan bantuan Iran, berhasil membalikkan perolehan Daesh dan akhirnya membebaskan negara mereka dari kelompok teroris yang disponsori AS sekitar tiga tahun kemudian.
Pada tanggal 8 Desember, militan yang dipimpin oleh Hay’at Tahrir al-Sham (HTS) mengumumkan jatuhnya pemerintahan Assad setelah serangan cepat selama dua minggu.
Di tempat lain dalam wawancaranya, pejabat keamanan tinggi tersebut mengatakan Iran akhirnya berhasil memperkuat dan memperlengkapi kelompok perlawanan Hizbullah Palestina dan Lebanon serta membuat mereka mandiri.
Baca juga: Di Depan Parlemen Iran, Peneliti Indonesia Paparkan 5 Rekomendasi Atasi Tantangan Keluarga
“Saat ini, Hizbullah adalah kelompok yang sepenuhnya independen dan mandiri. Di Gaza, misalnya, mereka (para pejuang perlawanan) memproduksi roket dan rudal untuk diri mereka sendiri di dalam terowongan,” tambahnya.
Ahmadian lebih lanjut menyoroti kekuatan Hizbullah, bersama dengan kekuatan Ansarullah Yaman dan kelompok perlawanan Palestina Hamas dan Jihad Islam.
“Tidak seorang pun dapat melenyapkan Hamas, Jihad Islam, Hizbullah, dan Ansarullah. Mereka telah menjadi bagian dari masyarakat, yang diperlengkapi dan matang serta memiliki pengetahuan dan teknologi untuk memproduksi barang-barang yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri,” katanya.