Teheran, Purna Warta – Iran mengatakan tidak akan pernah terlibat dalam pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat di bawah tekanan sanksi dan ancaman maksimum. “Selama tidak ada perubahan signifikan yang diamati dalam pendekatan pihak lawan terhadap rakyat Iran, kebijakan kami akan jelas dan tidak dapat diubah,” kata Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi.
Ia menyampaikan pernyataan tersebut saat berbicara kepada wartawan di Teheran pada hari Senin saat ia menguraikan sikap tegas Iran dalam mengadakan pembicaraan langsung dengan AS.
Ia menambahkan bahwa tidak ada pembicaraan langsung dalam agenda Iran karena AS terus-menerus melontarkan tuduhan terhadap negara tersebut. “Namun, jalur negosiasi tidak langsung tetap terbuka,” diplomat tinggi Iran itu menekankan.
Araghchi menambahkan bahwa Iran tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk melindungi kepentingan nasional.
Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada awal Maret bahwa ia telah mengirim surat kepada Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, memperingatkan Iran untuk membuka pembicaraan tentang kesepakatan nuklir atau akan ditangani secara militer.
Sementara itu, AS memberlakukan sanksi baru terhadap Iran sejalan dengan apa yang disebut kebijakan tekanan maksimum Trump.
Iran mengatakan tidak akan terlibat dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat kecuali negosiasi bebas dari tekanan dan ancaman.
Dalam pidato Tahun Baru Persia pada 21 Maret, Ayatollah Khamenei memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menggunakan bahasa ancaman terhadap Iran.
“Amerika harus tahu bahwa dalam berurusan dengan Iran, mereka tidak akan pernah bisa mencapai apa pun dengan menggunakan ancaman,” imbuh Pemimpin Besar.