Tehran, Purna Warta – Menteri luar negeri Iran, yang telah meningkatkan aktivitas diplomatik setelah operasi militer Teheran melawan Israel sebagai pembalasan atas serangan udara rezim Zionis terhadap misi diplomatik Iran di Suriah, menegaskan kembali hak negara tersebut untuk melakukan pembelaan diri yang sah.
Baca Juga : Iran Harapkan Inisiatif Efektif UE untuk Perdamaian Gaza
Hossein Amirabdollahian mengadakan percakapan telepon dengan beberapa rekan dan pejabat asing pada hari Minggu (14/4) untuk menjelaskan misi hukuman “Operasi Janji Sejati” yang dilakukan pasukan militer Iran sebagai pembalasan atas serangan udara Israel di bagian konsuler kedutaan Iran di Damaskus.
Diplomat terkemuka Iran mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari Turki, Suriah, Arab Saudi, India, Qatar, Mesir, Malta dan Rusia, serta dengan kepala kebijakan luar negeri UE.
Amirabdollahian menjelaskan bahwa operasi pembalasan Iran terhadap rezim Israel sengaja dibatasi, dan menggambarkannya sebagai tindakan pencegahan yang bertujuan untuk menghukum dan memperingatkan rezim Zionis.
Menteri luar negeri memperbarui peringatan bahwa tindakan baru Israel terhadap Iran akan memicu tanggapan Republik Islam yang “lebih keras”.
Amirabdollahian menjelaskan kepada para diplomat asing bahwa tanggapan militer Iran terhadap rezim Israel sepenuhnya sesuai dengan hak Teheran atas legitimasi pertahanan dan sesuai dengan hukum internasional berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB.
Menggambarkan rezim Zionis sebagai akar penyebab ketidakamanan dan ketidakstabilan di kawasan, menteri luar negeri Iran menegaskan kembali penolakan Iran terhadap perang dan ketegangan, serta menyerukan upaya kolektif untuk menghentikan kejahatan genosida dan kekejaman rezim Zionis di Jalur Gaza.
Dia juga mencatat bahwa Iran menginginkan perdamaian abadi di Gaza dan terciptanya ketenangan dan keamanan di wilayah tersebut, dari Laut Mediterania hingga Laut Merah.
Baca Juga : AS Tegaskan ke Israel, Tidak akan Membantu Jika Israel Menyerang Balik Iran
Pada Minggu dini hari, Pasukan Dirgantara Korps Pengawal Revolusi Islam meluncurkan puluhan rudal dan drone sebagai pembalasan atas serangan udara rezim Israel pada 1 April yang menewaskan tujuh komandan dan penasihat militer Iran di Suriah.
Komandan IRGC mengatakan laporan otentik tentang rudal Iran yang mengenai sasaran Israel menunjukkan bahwa operasi pembalasan jauh lebih berhasil dari yang diperkirakan.