Tehran, Purna Warta – Iran kembali menegaskan dukungan untuk Palestina dalam sebuah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal gerakan jihad Islami yang berbasis di Gaza, Ziad al-Nakhala.
Amir Abdullahian pada pertemuan yang berlangsung pada di Tehran pada Selasa malam (2/8) juga menyerukan persatuan dan kohesi antara negara-negara Islam dalam menghadapi tindakan rezim Israel yang melakukan agresi terhadap Palestina.
Mengacu pada kegagalan Israel dan AS dalam melawan perlawanan Palestina, kepala diplomat Iran menyatakan harapan bahwa musuh akan lebih dirusak melalui peningkatan harmoni dan persatuan di antara negara-negara Islam.
Baca Juga : AS Menyetujui Penjualan Senjata Besar-Besaran Ke Arab Saudi
Sementara itu, Nakhala menghargai dukungan Iran untuk perlawanan rakyat Palestina, dan memuji peran konstruktif negara itu dalam perkembangan regional, serta diplomasi aktifnya terhadap negara lain.
“Prestasi Iran, pada kenyataannya, milik seluruh komunitas Muslim,” katanya.
Nakhala juga menyesali upaya-upaya tertentu di kawasan itu untuk menekan Republik Islam Iran dan meremehkan ancaman nyata rezim Israel terhadap komunitas Muslim, khususnya Palestina.
Akhir tahun 2020, empat negara Arab – UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko – menandatangani kesepakatan normalisasi dengan rezim Israel. Kesepakatan itu, juga disebut Kesepakatan Abraham, didorong oleh mantan Presiden AS Donald Trump.
Palestina dan pendukung regional dan internasional mereka telah mengecam perjanjian tersebut sebagai “tikaman dari belakang” penyebab pembebasan Palestina dari pendudukan dan agresi Israel.
Pada saat yang sama, Amerika Serikat dan Israel telah mengumpulkan dukungan dari negara-negara regional tertentu untuk melawan apa yang mereka sebut “kegiatan memfitnah Iran” di wilayah tersebut.
Baca Juga : Kematian Warga Sipil Di Nigeria Karena Serangan Drone As Tidak Diketahui
Pemimpin Jihad Islami, bagaimanapun, mengatakan upaya dan sikap Republik Islam Iran dalam menghadapi kekuatan hegemonik dunia dan mendukung negara-negara tertindas melawan penjajah dan kekuatan asing menandakan berkah dan kekuatan bagi bangsa Palestina yang resisten dan kelemahan bagi musuh-musuh Islam.
Dia menggarisbawahi perlunya persatuan lebih lanjut antara kelompok-kelompok Palestina, dengan mengatakan perlawanan adalah satu-satunya cara untuk mengusir penjajah dari Palestina.