Tehran, Purna Warta – Duta Besar Tetap Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan kekhawatiran mendalam Tehran atas kebangkitan terorisme di Suriah, menegaskan kembali Republik Islam akan terus dukung negara Arab tersebut dalam perang melawan kelompok-kelompok teroris Takfiri.
“Republik Islam Iran tetap teguh untuk terus dukung pemerintah Suriah dan rakyatnya dalam perjuangan mereka yang adil dan gigih melawan terorisme. Iran sepenuhnya mengakui dan mendukung hak kedaulatan Suriah untuk memerangi dan melenyapkan kelompok-kelompok teroris seperti HTS (Hayat Tahrir al-Sham), yang membawa kehancuran, kekacauan, dan penderitaan yang meluas di mana pun mereka beroperasi,” kata Amir Said Iravani dalam pidatonya pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB tentang Suriah pada hari Selasa (3/12) .
Diplomat Iran tersebut menekankan bahwa semua tindakan untuk memerangi terorisme harus dilakukan dengan koordinasi dan persetujuan dari pemerintah Suriah, dan menegaskan kembali bahwa kedaulatan dan integritas teritorial negara Arab harus sepenuhnya dijamin.
Iravani melanjutkan dengan mencatat bahwa keterlibatan diplomatik aktif Iran baru-baru ini dengan mitranya dalam proses Astana serta pemerintah Damaskus membuktikan komitmen tersebut.
Iran dan Rusia, sebagai sekutu pemerintah Suriah, serta Turki, yang berpihak pada oposisi, membentuk proses perdamaian Astana pada Januari 2017, dengan maksud untuk mengakhiri konflik Suriah melalui keterlibatan pemerintah Damaskus dan oposisi.
“Iran telah menyerukan pertemuan darurat para menteri luar negeri dari proses Astana untuk membahas perkembangan terkini di Suriah, dan bekerja menuju strategi terpadu untuk menghentikan aktivitas teroris di negara itu,” Iravani menegaskan.
Menguraikan peningkatan aktivitas teroris baru-baru ini di Suriah, utusan Iran untuk PBB mengatakan serangan teroris terkoordinasi oleh militan HTS telah menimbulkan ancaman serius bagi kedaulatan dan stabilitas Suriah.
“Skala dan kecanggihan operasi HTS, termasuk persenjataan canggih dan pesawat nirawak, menyoroti dukungan eksternal yang disengaja, dengan Amerika Serikat di garis depan,” kata Iravani, dengan alasan bahwa Washington telah mengubah terorisme menjadi alat kebijakan luar negeri untuk memajukan agenda politiknya.
Pihak-pihak yang “bertanggung jawab atas pemicu konflik ini harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan konsekuensi yang menghancurkan yang telah mereka timpakan kepada rakyat Suriah,” ungkapnya.
Diplomat Iran tersebut mengatakan bahwa peningkatan serangan udara Israel terhadap warga sipil dan infrastruktur penting di Suriah, bersama dengan hubungan rezim tersebut dengan HTS, menunjukkan adanya upaya terkoordinasi untuk semakin mengacaukan Suriah.
“Apa yang terjadi di Aleppo dan Idlib seharusnya menjadi peringatan bagi seluruh kawasan mengenai kebangkitan terorisme dan ekstremisme. Ketidakamanan dan penyebaran terorisme serta ekstremisme kekerasan di Suriah tidak akan terbatas pada perbatasannya saja; dampaknya pasti akan meluas, mengancam kawasan yang lebih luas dan sekitarnya,” tegas Iravani.