Teheran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan sudah saatnya bagi Israel untuk menerima kekalahan di Gaza setelah dipaksa memohon perjanjian gencatan senjata dengan gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Dalam sebuah unggahan di akun X miliknya pada hari Rabu, Araghchi mengatakan Hizbullah sekali lagi menghancurkan mitos tentang Israel yang tak terkalahkan dengan memaksa rezim tersebut untuk menerima gencatan senjata.
Pada hari Selasa, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya menerima kesepakatan tersebut, yang diharapkan akan mengakhiri eskalasi mematikan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan terhadap Lebanon.
Kesepakatan itu terjadi setelah pertemuan “kabinet keamanan”-nya untuk membahas proposal yang diajukan oleh Amerika Serikat dan Prancis.
Dalam unggahannya, menteri luar negeri Iran mengatakan Netanyahu dipaksa memohon gencatan senjata setelah banyak korban di Lebanon selatan.
Selama setahun terakhir, Araghchi menambahkan, perdana menteri Israel “memeras puluhan miliar dolar dari pembayar pajak AS untuk mendanai kejahatan perangnya” di Jalur Gaza dan Lebanon.
Israel telah menikmati dukungan militer penuh AS dan perlindungan politik untuk tindakan kriminalnya, tegasnya.
Diplomat tinggi Iran tersebut menyimpulkan dengan mengatakan bahwa mengingat kegagalan rezim tersebut dalam mengalahkan Hizbullah, “sudah saatnya bagi Israel untuk menerima kekalahan di Gaza juga.” 
Hizbullah: ‘Siap penuh untuk melawan agresi dan ambisi Israel’
Hizbullah bersumpah untuk sepenuhnya siap melawan potensi agresi Israel lebih lanjut terhadap Lebanon.
Setidaknya 44.282 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, telah tewas dan 104.880 orang terluka dalam perang yang dimulai Israel pada 7 Oktober 2023, menyusul operasi balasan oleh gerakan perlawanan wilayah Palestina.
Hizbullah membuka front dukungan bagi warga Palestina di Gaza hanya sehari setelah rezim Israel melancarkan perang genosida terhadap wilayah yang dikepung Oktober lalu, melancarkan berbagai serangan balasan terhadap target-target Israel di wilayah yang diduduki.
Setelah pengumuman gencatan senjata, gerakan perlawanan memperingatkan bahwa mereka sepenuhnya siap untuk melawan potensi agresi Israel lebih lanjut terhadap Lebanon, sambil menekankan kesepakatan gencatan senjata baru-baru ini yang dicapai antara rezim dan gerakan tersebut didorong oleh ribuan operasi kemenangannya.