Tehran, Purna Warta – Duta Besar Tetap Iran untuk PBB mengecam perdana menteri rezim Israel atas pidato terakhirnya di Majelis Umum PBB. Ia mengatakan Israel tak berhak berbicara soal perdamaian dunia di saat mereka sendiri memiliki ratusan hulu ledak nuklir.
“Phobia terhadap Iran merajalela di PBB. Pidato PM rezim Israel penuh dengan kebohongan tentang Iran,” cuit Duta Besar Tetap Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi di akun Twitter-nya pada hari Senin (27/9).
Pernyataan itu muncul setelah perdana menteri, Naftali Bennett menggunakan pidato pertamanya di badan dunia itu, untuk semata-mata mencoba menyudutkan Iran dengan mengesampingkan masalah Palestina.
Dia menuduh bahwa program energi nuklir Iran telah melewati semua “garis merah,” menambahkan bahwa negara itu berusaha untuk mengendalikan wilayah Timur Tengah di bawah “payung nuklir.”
Baca juga: PM Israel: Program Nuklir Iran Sudah Kelewat Batas
Membalas lagi, Takht Ravanchi menulis, “Rezim itu tidak dalam posisi untuk membahas program damai kita ketika [mereka sendiri] memiliki ratusan hulu ledak nuklir.”
Terlepas dari penentangan keras dari berbagai pihak, Tel Aviv telah menjalankan program senjata nuklir yang terkenal dan sangat rahasia—satu-satunya di kawasan—yang telah menjadikan Israel menjadi pemilik setidaknya 200 hulu ledak non-konvensional.
Berkat dukungan tak tergoyahkan oleh Amerika Serikat, sekutu terbesar dan tertuanya, rezim tersebut, bagaimanapun, menolak untuk menandatangani Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan juga menghindari pengawasan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Selama bertahun-tahun, rezim pendudukan juga telah membunuh setidaknya tujuh ilmuwan nuklir Iran, dan mencoba mengganggu pekerjaan nuklir Republik Islam melalui berbagai cara. Fasilitas nuklir Iran telah berada di bawah setidaknya tiga operasi sabotase selama setahun terakhir, di mana rezim pendudukan adalah tersangka utama.
Utusan Iran, lebih lanjut, mengatakan penolakan Bennett yang disengaja untuk memasukkan referensi sekecil apa pun dalam pidatonya tentang masalah Palestina, “menggambarkan tekad untuk mencabut hak-hak Palestina.”
Baca juga: Ternyata Israel dan AS Berselisih Tajam Soal Nuklir Iran, Berikut Akar Masalahnya