Iran Perkaya Uranium Hingga Kemurnian 60% di Fordow Sebagai Tanggapan Atas Resolusi IAEA

Uranium

Tehran, Purna Warta – Iran telah mulai memperkaya uranium ke tingkat kemurnian 60% di fasilitas nuklir Fordow, menyusul resolusi baru-baru ini yang diprakarsai oleh AS dan troika Eropa di Dewan Gubernur badan nuklir PBB untuk meningkatkan tekanan pada Republik Islam Iran.

Teheran telah memberi tahu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tentang keputusannya melalui sebuah surat. Ini menggambarkan langkah itu sebagai pesan kuat untuk resolusi anti-Iran baru-baru ini yang disahkan oleh Dewan Gubernur IAEA.

Iran juga memasang dua kaskade IR2M dan IR4 baru di fasilitas Natanz, yang kini telah mencapai tahap sebelum injeksi gas uranium ke dalam sentrifugal. Ini berarti bahwa Iran secara praktis telah meniru pengayaan uranium melalui kaskade baru, dan prosesnya akan selesai dalam beberapa hari ke depan.

Selain itu, Iran telah memasang dan meluncurkan sentrifugal baru di dua ruang kosong di situs nuklir Fordow dan Natanz. Hal ini dilakukan sebagai tanggapan yang menentukan terhadap resolusi terhadap negara tersebut.

Dibawah komitmen Iran terhadap ketentuan kesepakatan nuklir penting 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA), yang sementara telah pasif kemudian sentrifugal dipasang kembali di sana sekali lagi.

Laporan itu selanjutnya menunjuk pada penggantian sentrifugal IR1 di Fordow dengan IR6 sebagai langkah penting keempat Iran terhadap resolusi IAEA, dan menekankan bahwa tindakan itu akan meningkatkan pengayaan di lokasi sebesar 10 kali lipat.

Langkah-langkah terbaru dikatakan sejalan dengan undang-undang yang disetujui oleh Parlemen Iran untuk melawan sanksi sepihak yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat terhadap Teheran.

Parlemen Iran mengesahkan undang-undang – yang dijuluki Rencana Aksi Strategis untuk Melawan Sanksi – pada Desember 2020, mendorong pemerintah Iran untuk membatasi inspeksi IAEA dan mempercepat pengembangan program nuklir negara itu di luar batas yang ditetapkan oleh JCPOA.

Iran mengambil lima langkah untuk mengurangi kewajibannya, di antaranya mengabaikan batasan operasional industri nuklirnya, termasuk terkait dengan kapasitas dan tingkat pengayaan uranium.

Semua tindakan itu diadopsi setelah memberi tahu IAEA sebelumnya, dengan inspektur Badan hadir di Iran.

Resolusi anti-Iran baru-baru ini di Dewan Gubernur, yang diratifikasi pada hari Kamis, telah mengkritik Iran atas apa yang disebutnya kurangnya kerja sama dengan badan tersebut. Hal itu dikemukakan oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Jerman, sebagai kelanjutan dari tekanan politik mereka terhadap Iran. Rusia dan China memberikan suara menentang mosi tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *