Teheran, Purna Warta – Duta Besar Iran untuk PBB mengecam kekejaman Israel baru-baru ini, memperingatkan bahwa hal itu dapat meningkatkan konflik di seluruh wilayah setelah pembunuhan tokoh-tokoh senior dari Hamas dan Hizbullah.
Baca juga: [FOTO] – Potret Salat Jenazah Haniyeh Diimami Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei
Selama pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu, Dubes Iran Amir Saeed Iravani memperingatkan badan dunia tersebut tentang upaya Israel untuk memperluas agresi genosida terhadap Jalur Gaza ke seluruh wilayah.
Hal ini menyusul pembunuhan Israel terhadap Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan perlawanan Hamas Palestina, di Teheran.
Rezim tersebut juga menargetkan Fuad Shukr, seorang komandan senior gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, di Beirut.
“Para pemimpin rezim jahat yang suka berperang ini telah menunjukkan pengabaian total terhadap norma dan prinsip dasar hukum internasional,” kata Iravani.
Kejahatan yang dilakukan oleh rezim Tel Aviv, imbuhnya, “mengungkapkan kurangnya komitmen terhadap perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut dan menunjukkan adanya niat untuk meningkatkan konflik dan memperluas perang ke seluruh kawasan.”
Iravani juga mengatakan Republik Islam mengutuk dengan sekeras-kerasnya pembunuhan Haniyeh sebagai pelanggaran hukum internasional dan Piagam PBB, serta pelanggaran berat terhadap kedaulatan dan keamanan nasional Iran.
Ia menekankan bahwa aksi teror ini merupakan manifestasi lain dari “pola terorisme selama puluhan tahun” Israel yang menargetkan warga Palestina dan para pendukungnya.
Haniyeh berada di Teheran atas undangan resmi dari pemerintah Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
Ia menjadi sasaran di kediamannya sekitar pukul 02.00 waktu setempat pada hari Rabu.
“Selain tujuan terorisnya, Israel juga mengejar tujuan politik dengan tindakan ini, yang bertujuan untuk mengganggu hari pertama pemerintahan baru Republik Islam Iran, yang telah memprioritaskan penguatan perdamaian, stabilitas di kawasan, dan peningkatan kerja sama dan keterlibatan konstruktif dengan masyarakat internasional,” kata utusan Iran tersebut.
Iravani mencatat bahwa kejahatan Israel baru-baru ini “tidak terisolasi,” tetapi bagian dari pola tindakan agresif yang lebih luas oleh entitas pendudukan terhadap negara-negara regional lainnya.
Ia juga menekankan bahwa Amerika Serikat, sebagai sekutu strategis Israel dan pendukung utamanya, bertanggung jawab atas kejahatan tersebut.
“Tindakan ini tidak mungkin terjadi tanpa otorisasi dan dukungan intelijen dari AS,” kata Iravani.
“Masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, tidak dapat tetap acuh tak acuh terhadap kejahatan keji tersebut dan harus mengambil tindakan tegas untuk menangani pelanggaran ini dan meminta pertanggungjawaban para pelaku.”
Baca juga: Sayyid Al-Houthi: Israel Semakin Mendekati Kehancuran
Iravani mengkritik kelambanan Dewan Keamanan, yang menurutnya telah membuat Israel semakin berani dan mendorongnya untuk terus melakukan kejahatan perang terhadap Palestina dan tindakan agresi terhadap negara-negara lain di kawasan tersebut.
Ia memperingatkan tentang dampak serius yang ditimbulkan oleh aktivitas Israel terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional.
Meskipun ada provokasi Israel, Teheran telah melakukan pengendalian diri secara maksimal, tegas Iravani, mengingat serangan teroris mematikan yang dilakukan rezim tersebut terhadap konsulat Iran di Damaskus pada tanggal 1 April.
“Republik Islam Iran memiliki hak yang melekat untuk membela diri, sesuai dengan hukum internasional, untuk menanggapi tindakan teroris dan kriminal ini secara tegas jika dianggap perlu dan tepat,” pungkasnya.