Teheran, Purna Warta – Rezim Israel telah menggunakan perang psikologis untuk menutupi kegagalannya yang memalukan dalam menangkis serangan militer yang dilancarkan Hizbullah Lebanon pada Minggu dini hari, kata duta besar Iran untuk Beirut.
Baca juga: Analisa: Serangan Tepi Barat Bagian dari Rencana Pembersihan Etnis
Dalam komentarnya pada wawancara yang disiarkan televisi pada Rabu malam, Mojtaba Amani mengatakan rezim Israel benar-benar terkejut ketika Hizbullah melakukan serangan balasan pada dini hari tanggal 25 Agustus.
Duta besar Iran mengatakan rezim Zionis, yang selalu membanggakan kemampuan intelijennya, benar-benar terkejut dan mengalami pukulan serius terhadap prestisenya setelah operasi oleh Hizbullah.
Amani mencatat bahwa pemboman Israel di Lebanon seperempat jam sebelum operasi Hizbullah tidak membuahkan hasil, karena rezim Zionis gagal membuat prediksi yang tepat tentang respons Hizbullah dan tidak dapat menargetkan satu pun pejuang dari kelompok perlawanan Lebanon.
“Rezim (Israel) tentu saja bingung dengan langkah Hizbullah. Serangan (oleh Hizbullah) jelas telah mencapai tujuannya. Dengan perang psikologis, mereka (Zionis) berusaha menebus kelemahan besar mereka yang memiliki pengaruh besar pada tindakan rezim dan pencegahannya,” tambahnya.
Perang psikologis adalah satu-satunya hal yang dapat dilakukan Israel, kata Amani.
Hizbullah mengatakan pasukannya memberikan “respons awal” terhadap pembunuhan komandan senior Fuad Shukr pada dini hari Minggu dengan meluncurkan sejumlah besar pesawat tanpa awak jauh ke dalam wilayah Palestina yang diduduki terhadap target-target Israel.
Baca juga: Pezeshkian Sampaikan Pidato Televisi Pertama di Hadapan Rakyat Iran
Fuad Shukr, seorang komandan senior Hizbullah, tewas dalam serangan udara Israel di kawasan Beirut pada tanggal 30 Juli.
Beberapa jam setelah pembunuhan Shukr, operasi pembunuhan lain oleh rezim Israel menargetkan Ismail Haniyeh, kepala biro politik Hamas, di Teheran.