Teheran, Purna Warta – Kementerian Luar Negeri Iran mengecam tindakan pemerintah AS baru-baru ini yang menyita pesawat yang digunakan presiden Venezuela, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut mengancam perdamaian dan keamanan wilayah udara.
Baca juga: Iran Ingatkan Pendukung Rezim Israel Bertaruh pada Kekalahan
“Republik Islam Iran, seraya menekankan perlunya menghormati hukum dan peraturan internasional, menganggap langkah pemerintah AS baru-baru ini dalam menyita pesawat yang digunakan oleh presiden Venezuela bertentangan dengan aturan dan norma hukum internasional, khususnya kekebalan hak milik milik pemerintah dan peraturan hukum penerbangan sipil internasional, termasuk Konvensi Chicago, dan menganggapnya tidak dapat diterima,” kata Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran.
Ia menambahkan, “Langkah tersebut, yang sejalan dengan tindakan permusuhan sepihak AS terhadap negara lain dan hukum internasional, memicu kekacauan dan mendorong pembajakan pesawat serta menimbulkan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan wilayah udara.”
Baca juga: Iran: AS dan Sekutu Barat Perpanjang Perang dengan Mengirim Senjata ke Ukraina
Kanaani menyuarakan solidaritas dan dukungan bagi pemerintah Venezuela dalam melindungi dan merebut kembali hak milik publik milik rakyat negara tersebut, dan menekankan bahwa kerja sama antarnegara harus ditingkatkan guna menghadapi sanksi sepihak AS dan tindakan permusuhan, demikian dilaporkan situs web Kementerian Luar Negeri.
Awal bulan ini, AS menyita pesawat Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang bernilai sekitar 13 juta dolar dan mengalihkan pesawat itu dari Republik Dominika, tempat pesawat itu berada selama beberapa bulan terakhir.