Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian mengatakan bahwa rakyat Palestina harus memutuskan nasib Palestina, masa depannya, serta nasib mereka, dan menambahkan bahwa Palestina memiliki rencana untuk fase politik pascaperang di Jalur Gaza.
Baca Juga : Kandidat Independen Menguasai Pemilu Pakistan yang Kontroversial
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Sementara Lebanon Najib Mikati di Beirut pada hari Sabtu (10/2), Amir Abdollahian menggambarkan warga Palestina sebagai “pemilik sebenarnya Palestina”, dan menekankan bahwa mereka berhak menentukan nasib mereka.
“Kami telah diberitahu bahwa mereka (Palestina) memiliki rencana dan inisiatif politik untuk tahap pascaperang,” kata menteri tersebut.
Para pejabat AS dalam beberapa bulan terakhir menekankan bahwa Gaza tidak dapat dipimpin oleh Hamas setelah konflik yang berkelanjutan selesai. Netanyahu telah menyarankan agar Tel Aviv akan mengambil kendali keamanan di wilayah yang terkepung setelah perang.
Iran telah memperingatkan bahwa Amerika Serikat mendalangi plot pasca-perang di wilayah kantong tersebut, dan menekankan bahwa Washington dan Tel Aviv tidak dalam posisi untuk membuat keputusan apa pun bagi rakyat Palestina di wilayah yang diblokade tersebut.
Israel telah melakukan pemboman besar-besaran di Jalur Gaza sejak awal Oktober, menewaskan hampir 28.000 warga Palestina, termasuk ribuan anak-anak dan wanita, dan melukai lebih dari 68.000 lainnya, serta meratakan seluruh lingkungan. Ribuan lainnya hilang dan dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Tel Aviv juga memberlakukan “pengepungan total” terhadap Gaza, memutus pasokan makanan, listrik, bahan bakar dan air. Tindakan ini telah menjerumuskan wilayah yang diblokade tersebut ke dalam krisis kemanusiaan.
Baca Juga : Media dan Pemerintah Amerika Geger Terkait Wawancara Putin
Di bagian lain sambutannya, Amir Abdollahian menggarisbawahi bahwa meski perkembangan di Jalur Gaza yang terkepung sedang menuju solusi politik, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih melihat kelangsungan hidupnya dalam perang.
Perlunya dorongan kolektif untuk menyelesaikan solusi politik dan mengakhiri serangan militer dan kejahatan perang rezim Zionis terhadap warga Palestina sesegera mungkin, diplomat utama tersebut menggarisbawahi.