Teheran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian menyarankan Amerika Serikat untuk berhenti mendukung perang genosida Israel di Jalur Gaza, dan menekankan bahwa konflik berdarah tersebut menunjukkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mencapai akhir kehidupan politik dirinya.
Baca Juga : Miris, 20.000 Pasien Kesehatan Mental Dilecehkan Secara Seksual di Perawatan NHS Inggris
Menulis di X mengenai perang Israel selama berbulan-bulan di Jalur Gaza, Amir Abdollahian mengatakan Gedung Putih tahu betul bahwa “solusi politik” diperlukan untuk mengakhiri genosida di wilayah kantong yang terkepung dan krisis yang terjadi di Asia Barat saat ini.
Israel telah melakukan pemboman besar-besaran di Jalur Gaza sejak awal Oktober, menewaskan lebih dari 26.600 warga Palestina, termasuk ribuan anak-anak dan wanita, dan melukai lebih dari 65.000 lainnya, serta meratakan seluruh lingkungan. Ribuan lainnya hilang dan dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Tel Aviv juga memberlakukan “pengepungan total” terhadap Gaza, memutus pasokan makanan, listrik, bahan bakar dan air. Tindakan ini telah menjerumuskan wilayah yang diblokade tersebut ke dalam krisis kemanusiaan.
Amerika Serikat telah memberikan dukungan militer dan politik tanpa syarat kepada Israel dalam serangan gencarnya terhadap Gaza, mempersenjatai Tel Aviv dengan lebih dari 10.000 ton perangkat keras militer. AS juga telah mengabaikan prospek penghentian agresi Israel dengan menghalangi ratifikasi seluruh resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata permanen dalam serangan Israel.
Para pejabat Iran mengatakan Amerika Serikat melancarkan perang terhadap warga Palestina di Jalur Gaza melalui Israel, dan menekankan jika bantuan politik dan militer Washington kepada Zionis dihentikan, rezim tersebut tidak akan dapat melanjutkan kampanye militernya terhadap wilayah yang diblokade tersebut.
Baca Juga : Iran Kecam Aksi Brutal Israel di Rumah Sakit Jenin
“Diplomasi bergerak maju di jalur ini. Netanyahu mendekati akhir kehidupan politik kriminalnya,” tambah menteri Iran.