Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memberikan penghormatan kepada mendiang sekretaris jenderal gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah, yang gugur dalam serangan udara Israel baru-baru ini terhadap ibu kota Lebanon, Beirut.
Baca juga: Yaman: Syahidnya Sayyid Hasan Nasrullah Permudah Penghancuran Israel
“Nasrallah mengejek mitos tentang ketangguhan teknologi militer Barat,” tulis diplomat tinggi tersebut dalam sebuah posting berbahasa Arab di X pada hari Senin (30/9).
Ia merujuk pada Hizbullah yang memaksa militer Israel, yang telah diperlengkapi dengan persenjataan canggih oleh Amerika Serikat dan sekutu Barat lainnya, untuk melakukan kemunduran yang memalukan di bawah kepemimpinan Nasrallah selama Perang 33 Hari rezim tersebut pada tahun 2006 melawan Lebanon.
Araghchi juga memuji pemimpin perlawanan tersebut karena telah menjabat sebagai “komandan pasukan Arab pertama yang mengalahkan Israel” dan merebut kembali wilayah Lebanon yang diduduki Tel Aviv.
Hizbullah juga pernah berperang melawan Israel pada tahun 2000, mengalahkan rezim tersebut dan mengakhiri pendudukannya selama 18 tahun di Lebanon selatan.
“Dia (Nasrallah) terus menerus mengubah mimpi tentang entitas setan menjadi mimpi buruk selama tiga dekade,” kata pejabat Iran tersebut.
“Sekarang, dia mendapat kehormatan mati syahid demi al-Quds seperti yang selalu dia inginkan. Tidak diragukan lagi bahwa darahnya akan menjadi tanda kemenangan kebenaran atas kejahatan.”
Pemimpin perlawanan itu mati syahid pada hari Jumat selama serangan udara Israel yang gencar di pinggiran selatan Beirut, yang terjadi sebagai bagian dari eskalasi rezim yang sedang berlangsung terhadap Lebanon.
Perlawanan akan muncul lebih kuat
Baca juga: Israel Serang Perbatasan Lebanon – Suriah
Berbicara kepada jaringan televisi Lebanon al-Mayadeen sebelumnya, Araghchi juga menegaskan bahwa meskipun merupakan “kerugian besar,” mati syahidnya Nasrallah “tidak berarti akhir dari perlawanan.”
Kemartiran itu “sebaliknya menandai dimulainya babak baru, yang ditandai dengan kekuatan yang lebih besar,” katanya, seraya menyatakan bahwa “ada banyak orang hebat di jajaran Hizbullah,” yang akan dengan penuh semangat meneruskan perjuangan anti-Israel gerakan itu.
Dalam pernyataan lain yang disampaikan pada hari Minggu, Araghchi menekankan bahwa kemartiran Sayyid Nasrallah “tidak akan berlalu tanpa tanggapan, dan akan meningkatkan kekuatan Hizbullah.”