Tehran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menggambarkan Zionisme sebagai ancaman serius bagi seluruh masyarakat internasional, dan memperingatkan bahwa kelambanan dalam menghadapi kekejaman Israel di Palestina dan Lebanon akan segera melanda seluruh dunia.
“Monster Zionisme adalah ancaman bagi seluruh dunia,” tulis Nasser Kan’ani dalam sebuah posting di akun X miliknya pada hari Sabtu (28/9).
“Mengingat kelambanan pemerintah dan lembaga internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, terkait kejahatan rezim Zionis yang mengerikan dan belum pernah terjadi sebelumnya di Palestina dan Lebanon serta dukungan militer, politik, dan ekonomi besar-besaran dari Amerika Serikat untuk rezim kriminal ini, peran negara-negara dalam mendukung Palestina dan Lebanon sangat berpengaruh dan signifikan.”
Ia menggarisbawahi bahwa sikap apatis terhadap kejahatan rezim Israel yang mengerikan dan memberontak akan segera melanda seluruh dunia.
Lebih dari 700 orang telah tewas di seluruh Lebanon sejak Israel mengintensifkan kampanye pengeboman terhadap negara Arab tersebut pada hari Senin.
Beberapa serangan udara telah menargetkan gedung-gedung apartemen hunian di Beirut selatan dalam sebuah serangan yang digambarkan sebagai “belum pernah terjadi sebelumnya,” dengan anak-anak dilaporkan di antara mereka yang tewas.
Koordinator kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon telah memperingatkan bahwa negara itu menghadapi pertumpahan darah yang belum pernah terlihat dalam beberapa dekade, dan bahwa krisis tersebut dapat memburuk lebih jauh.
“Eskalasi baru-baru ini di Lebanon tidak kurang dari bencana,” kata Imran Riza. “Kami menyaksikan periode paling mematikan di Lebanon dalam satu generasi, dan banyak yang mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa ini hanyalah permulaan.”
Pada hari Jumat, pesawat tempur Israel menyerang sedikitnya enam bangunan tempat tinggal di lingkungan Haret Hreik di pinggiran selatan Beirut yang padat penduduk di Dahiyeh, menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai sekitar 80 lainnya.
Serangan terbaru itu terjadi sebagai bagian dari eskalasi rezim terhadap Lebanon, yang telah berubah menjadi lebih mematikan dalam beberapa hari terakhir, merenggut nyawa lebih dari 700 orang di seluruh negeri sejak Senin.