Iran Memuji Dimulainya Kembali Perundingan Saudi-Ansarullah

Teheran, Purna Warta –  Penasihat senior Menteri Luar Negeri Iran untuk urusan politik khusus memuji dimulainya kembali perundingan perdamaian antara Ansarullah Yaman dan Arab Saudi.

Dalam konferensi video dengan Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Yaman, Ali Asghar Khaji menyatakan pada hari Minggu bahwa Iran senang dengan dimulainya kembali diskusi politik antara Ansarullah Yaman dan otoritas Saudi.

Menunjuk pada situasi kemanusiaan yang memprihatinkan di Yaman, diplomat Iran tersebut mendesak komunitas internasional dan PBB untuk mengadvokasi pengiriman pasokan kemanusiaan dan obat-obatan ke negara miskin tersebut.

Baik pejabat Iran maupun PBB menekankan pentingnya menemukan solusi politik terhadap situasi Yaman.

Mereka juga menyatakan keyakinannya bahwa perundingan politik Ansarullah dan Arab Saudi akan dilanjutkan dan mengarah pada perjanjian yang diperlukan untuk penyelesaian krisis kemanusiaan dan penerapan gencatan senjata jangka panjang di Yaman.

Sengketa ladang gas Arash dengan Kuwait bukan masalah besar

Dalam sebuah wawancara dengan TV berbahasa Arab al-Masirah, Khaji juga mengatakan bahwa Teheran merasa perselisihan dengan negara tetangganya, Kuwait, mengenai ladang gas di Teluk Persia bukanlah masalah besar, dan ia menyarankan masalah ini dapat ditangani mengingat hubungan dekat kedua negara. .

Dia menambahkan bahwa Iran tidak khawatir ladang gas Arash, yang dikenal di Kuwait sebagai al-Durra, menjadi sumber gesekan dalam hubungan bilateral dengan Kuwait.

Khaji menyatakan bahwa Iran dan Kuwait dapat mengatasi perselisihan mereka mengenai ladang gas penting yang strategis melalui kolaborasi berdasarkan status historis kedua negara.

Terlepas dari nada tidak menyenangkan yang coba diciptakan oleh sumber-sumber media tertentu untuk menimbulkan konflik di antara negara-negara di kawasan, diplomat tersebut mencatat bahwa Iran “sangat optimis” dalam menemukan solusi.

“Kami sangat optimis terhadap penyelesaian ladang gas Arash terlepas dari suasana negatif yang ingin dimanfaatkan beberapa media untuk menciptakan perpecahan antar negara di kawasan,” tegas Khaji.

Komentar tersebut menyusul serangkaian klaim yang dibuat oleh pihak berwenang Kuwait bahwa negara mereka dan Arab Saudi memiliki hak tunggal atas sumber daya ladang Arash, yang mencakup wilayah perairan Iran dan Kuwait yang tidak ditentukan di Teluk Persia.

Hal ini terjadi karena beberapa ahli yakin Iran bisa mendapatkan bagian terbesar dari ladang gas jika perbatasannya dengan Kuwait dibatasi.

Perjanjian yang dicapai Kuwait dan Arab Saudi tahun lalu yang memungkinkan mereka mengembangkan ladang minyak dan membagi pendapatannya tanpa keterlibatan Iran telah membuat marah pihak berwenang Iran.

Namun, menurut Khaji, Iran berpendapat bahwa perselisihan mengenai ladang gas Kuwait dapat diselesaikan secara damai, dan kedua negara baru-baru ini terlibat dalam sejumlah diskusi teknis.

Mengingat kesediaan pihak berwenang Iran, ia menegaskan, “Masalah ini tidak akan sulit untuk diselesaikan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *