Tehran, Purna Warta – Kementerian Urusan Ekonomi dan Keuangan Iran (MEAF) telah memberlakukan larangan ekspor produk Coca-Cola dari negara tersebut, dengan mengutip ketentuan kontrak antara perusahaan yang berbasis di AS dan perwakilannya di Iran.
Baca juga: Erdogan dan Assad Akan Bertemu di Perbatasan Yayladagi-Kasab Pada Agustus
Kepala Departemen Ekspor MEAF Ali Akbar Shadmani mengeluarkan perintah eksekutif pada hari Sabtu yang memberlakukan larangan ekspor produk Coca-Cola dari Iran oleh Khoshgovar, sebuah perusahaan pembotolan yang berbasis di kota timur laut Mashhad.
Perintah tersebut menyatakan bahwa Khoshgovar telah mendapat lisensi dari Coca-Cola untuk mendistribusikan dan menjual produk secara eksklusif di wilayah Iran.
Perintah tersebut didasarkan pada permintaan dari Organisasi Promosi Perdagangan Iran, sebuah badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk memantau dan memfasilitasi kegiatan ekspor di negara tersebut.
MEAF mengatakan semua merek minuman non-karbonasi milik Coca-Cola dan diproduksi di bawah lisensi di Iran oleh Khoshgovar akan dikenakan larangan baru tersebut.
Larangan ini muncul beberapa bulan setelah Iran memperketat aturan perdagangan untuk impor dan ekspor kembali produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan rezim Israel atau sponsornya.
Hal ini terjadi karena tidak ada hubungan yang jelas antara pembatasan perdagangan yang dikeluarkan pada akhir tahun 2023 dan larangan baru terhadap ekspor produk Coca Cola dari Iran.
Aktivis dan kelompok yang mendukung perjuangan Palestina melawan rezim Israel telah berulang kali menyerukan larangan total terhadap merek-merek seperti Coca-Cola di Iran karena mereka bersikeras bahwa perusahaan-perusahaan seperti Coca-Cola bersimpati dengan rezim Israel dalam perang brutalnya di Gaza.
Tidak ada informasi yang tersedia mengenai berapa lama Khoshgovar mengekspor produk Coca-Cola dari Iran dan apa saja keuntungan finansial yang diperolehnya.
Perusahaan Iran, yang mempekerjakan lebih dari 7.500 orang, dalam beberapa kesempatan telah membantah bahwa mereka terlibat dalam bisnis langsung dengan Coca-Cola.
Baca juga: Para Pengunjuk Rasa Desak PM Australia Berikan Sanksi Kepada Israel atas Genosida di Gaza
Namun, kantor berita SNN mengatakan dalam komentarnya pada hari Sabtu bahwa larangan ekspor produk Coca-Cola dari Iran membuktikan bahwa Khoshgovar telah menerapkan kebijakan perdagangan yang dikeluarkan oleh perusahaan induknya di Amerika Serikat.
Dikatakan bahwa kutipan kontrak antara Khoshgovar dan Coca-Cola dalam perintah eksekutif MEAF membenarkan klaim bahwa Coca-Cola telah menggunakan pengecualian khusus dari sanksi AS terhadap Iran untuk melakukan bisnis dan menghasilkan keuntungan di negara tersebut.