Tehran, Purna Warta – Kementerian Luar Negeri Iran mengkritik tindakan keras polisi Prancis terhadap protes damai di ibu kota Paris, yang mengikuti serangan bersenjata sebelumnya di kota itu.
Juru bicara kementerian, Nasser Kan’ani, membuat pernyataan dalam pernyataan Sabtu malam (24/12) di mana dia mengutuk serangan kekerasan dan rasis yang menewaskan sejumlah orang di ibukota Prancis.
“Ada tiga orang tewas, satu orang dalam perawatan intensif dan dua orang dengan luka serius, dan tersangka, yang ditangkap, juga terluka, terutama di bagian wajah,” kata seorang jaksa Prancis kepada wartawan di Paris di lokasi kejadian pada hari Jumat (23/12).
Penyerang, seorang pria berusia 69 tahun, yang mengaku rasis dan sebelumnya telah melakukan serangan terhadap migran di Prancis, juga melakukan serangan penembakan di pusat budaya Kurdi di ibu kota Prancis. Dia melepaskan tembakan tanpa pandang bulu ke sebuah restoran yang menghadap pusat Kurdi dan juga salon rambut yang berdekatan.
Menurut pihak berwenang, dia baru saja dibebaskan dari penahanan sambil menunggu persidangan atas serangan bersenjata di sebuah kamp migran di Paris setahun yang lalu.
“Republik Islam sangat prihatin dengan risiko nyawa orang, terutama Muslim, minoritas, dan migran,” kata Kan’ani.
Diplomat Iran itu kemudian mendesak aparat penegak hukum Prancis untuk menahan diri saat menghadapi pengunjuk rasa damai. Dia juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban serangan itu.
Kan’ani menegaskan bahwa pemerintah Prancis memiliki latar belakang politik yang mengadopsi kebijakan diskriminatif terhadap minoritas dan migran, dan rekam jejaknya diwarnai dengan banyaknya kasus perlakuan kekerasan terhadap pengunjuk rasa.
Juru bicara Iran kemudian mencatat bahwa “penyelidikan yang tidak memihak atas insiden Paris dapat menjelaskan berbagai aspeknya.”
Disebutkan, pada hari Sabtu (24/12), bentrokan pecah untuk hari kedua antara polisi Prancis dan pengunjuk rasa Kurdi yang marah atas pembunuhan tiga anggota komunitas mereka oleh pria bersenjata itu.
Kepala polisi Paris Laurent Nunez mengatakan tiba-tiba terjadi kekerasan dalam protes tersebut, tetapi belum jelas mengapa.
Berbicara di saluran berita BFM TV, Nunez mengatakan belasan pengunjuk rasa bertanggung jawab atas kekerasan tersebut, menambahkan ada 11 penangkapan dan sekitar 30 luka ringan.
Ratusan pengunjuk rasa Kurdi, bergabung dengan aksi demonstrasi dengan mengibarkan bendera dan mengungkapkan kemarahan atas jatuhnya sejumlah korban akibat kekerasan aparat kepolisian Paris.