Tehran, Purna Warta – Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri menanggapi kesepakatan baru diumumkan antara Arab Saudi dan Kuwait mengenai ladang gas Arash, dengan mengatakan: “Ladang gas Arash / Al-Dara adalah ladang bersama antara Iran, Kuwait dan Arab Saudi, dan sebagian darinya berada dalam batas-batas perairan tak terbatas Iran dan Kuwait.”
Baca Juga : Yaman: Api Aramco Tidak Akan Padam Sampai Pengepungan Yaman Berakhir
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh menambahkan: “Menurut peraturan dan prosedur internasional, setiap tindakan dalam operasi dan pengembangan bidang ini harus dilakukan dalam koordinasi dan kerja sama ketiga negara, dan oleh karena itu kesepakatan terbaru antara Kuwait dan Arab Saudi dalam bentuk dokumen Kerja sama bertentangan dengan prosedur saat ini dan negosiasi sebelumnya, maka dari itu kesepakatan mereka ilegal dan tidak berpengaruh pada status hukum lapangan yang tidak disetujui oleh Republik Islam Iran.”
Lebih lanjut Khatibzadeh menyatakan: “Republik Islam Iran, seperti yang telah berulang kali dinyatakan, siap untuk melakukan negosiasi dengan negara-negara tetangga yakni Kuwait dan Arab Saudi, tentang bagaimana memanfaatkan wilayah minyak bersama ini yang sesuai dengan kerangka hasil negosiasi bilateral sebelumnya dengan Kuwait dengan membatasi landas kontinen, dan juga memulai pembicaraan trilateral antara tiga negara untuk menentukan titik rangkap.”
Baca Juga : Borrell: Kami Sangat Dekat Mencapai Kesepakatan Dengan Iran
Pada akhirnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri menekankan: “Republik Islam Iran juga berhak untuk mengeksploitasi ladang gas Arash/Al-Dara.”