Teheran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengecam pemerintah AS karena memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera dan tanpa syarat di Gaza, tempat rezim Israel telah menewaskan hampir 44.000 warga Palestina selama 13 bulan terakhir.
“Meskipun ada dukungan global yang luar biasa untuk gencatan senjata Gaza, dan 14 anggota DK PBB mendukung gencatan senjata, pemerintahan Demokrat AS yang akan berakhir memveto rancangan resolusi tersebut, yang menunjukkan penghinaan penuhnya terhadap nyawa yang tidak bersalah dan perdamaian regional serta menambah keterlibatannya selama 13 bulan dalam genosida Israel,” kata Esmaeil Baqaei dalam sebuah posting di akun X miliknya pada hari Kamis.
“Veto yang memalukan ini tidak hanya menandai kegagalan DK PBB untuk menegakkan mandatnya yang berdasarkan Piagam, tetapi juga berfungsi sebagai lisensi yang diberikan AS bagi rezim pendudukan untuk melanjutkan pembantaiannya di Gaza dan Lebanon tanpa hukuman,” tambahnya.
“Ini merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip HHI (hukum humaniter internasional) yang telah ditetapkan, yakni ‘menghormati dan memastikan penghormatan’ serta Konvensi Genosida dan menimbulkan tanggung jawab internasional Amerika Serikat atas keterlibatan dalam kejahatan kekejaman,” kata Baqaei.
Pada hari Rabu, AS memveto sebuah resolusi di Dewan Keamanan PBB (DK PBB) yang menuntut gencatan senjata “segera, tanpa syarat, dan permanen” di Jalur Gaza, karena pemboman Israel terhadap wilayah Palestina terus berlanjut.
AS menolak tindakan tersebut sementara 14 anggota dewan lainnya memberikan suara mendukung.
Sementara resolusi tersebut menyerukan pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza, Washington telah menyuarakan penentangan terhadap tuntutannya untuk gencatan senjata “tanpa syarat”.
Ini adalah keempat kalinya pemerintahan Presiden AS Joe Biden memveto resolusi yang menyerukan diakhirinya perang di Gaza sejak serangan militer Israel dimulai pada Oktober tahun lalu.
Hingga saat ini, hampir 44.000 warga Palestina telah tewas dalam pemboman Israel di Gaza, yang juga telah menjerumuskan wilayah pesisir itu ke dalam krisis kemanusiaan.