Iran Kecam Serangan terhadap Warga Sipil di Sudan

Teheran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan keprihatinan mendalam atas bentrokan bersenjata yang sedang berlangsung di el-Fasher, ibu kota Negara Bagian Darfur Utara di Sudan, dan mengecam penghancuran infrastruktur serta pembunuhan warga sipil tak berdosa di kota tersebut.

Baca juga: Yayasan Saadi di Iran meluncurkan kampanye global untuk mempromosikan membaca

Dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa malam, Esmaeil Baqaei mengecam keras kekerasan tersebut, menyerukan diakhirinya segera permusuhan dan perlindungan warga sipil Sudan.

Ia juga memperingatkan terhadap “gerakan berbahaya tertentu” yang bertujuan untuk memecah belah Sudan, dan menekankan pentingnya menghormati kedaulatan nasional dan integritas teritorial negara Afrika tersebut.

Kejatuhan kota el-Fasher di Sudan ke tangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) telah mengakibatkan pembunuhan massal oleh kelompok tersebut.

RSF telah mengepung el-Fasher, ibu kota Darfur Utara di Sudan barat, selama lebih dari satu setengah tahun. Pemimpin Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) Abdel Fattah al-Burhan mengumumkan penarikan pasukannya dari benteng terakhir mereka di wilayah Darfur yang lebih luas pada Senin malam, sehari setelah kelompok paramiliter RSF merebut kendali pangkalan militer utama Sudan di el-Fasher dan mendeklarasikan kemenangan di sana.

RSF telah lama dituduh menargetkan komunitas non-Arab di Darfur, sementara kelompok-kelompok bantuan dan para ahli sebelumnya telah memperingatkan akan terjadinya kekerasan massal dan pengungsian jika el-Fasher jatuh.

Perang di Sudan antara RSF dan SAF dimulai pada 15 April 2023 dan telah menjadi krisis kemanusiaan terburuk di dunia, dengan puluhan ribu orang tewas dan lebih dari 12 juta orang mengungsi. Ada juga kekhawatiran bahwa Sudan dapat kembali terpecah, lebih dari satu dekade setelah pembentukan Sudan Selatan.

Baca juga: Teheran dan Islamabad bahas pendalaman kerja sama bilateral

Darfur merupakan basis RSF, sementara SAF menguasai ibu kota Sudan, Khartoum, serta wilayah utara dan timur negara tersebut. Kemajuan RSF terjadi tak lama setelah perundingan pekan lalu oleh Quad – blok negara-negara yang terdiri dari Amerika Serikat, Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab – yang menyusun peta jalan untuk mengakhiri perang di Sudan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *