Teheran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras serangan “teroris” oleh rezim Zionis di Lebanon yang menewaskan dan melukai beberapa pengungsi Palestina.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu, Esmaeil Baqaei mengecam keras serangan agresif oleh rezim Israel di kota Sidon dan kamp pengungsi Palestina Ein el-Hilweh, termasuk penargetan sebuah masjid dan gedung olahraga, yang mengakibatkan gugurnya beberapa pengungsi Palestina dan luka-luka.
Juru bicara tersebut menggambarkan “serangan brutal” ini sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip dasar Piagam PBB dan hukum internasional. Merujuk pada pelanggaran berulang gencatan senjata November 2025 oleh rezim Israel, ia menggarisbawahi tanggung jawab langsung AS dalam memungkinkan berlanjutnya agresi dan kejahatan rezim Zionis terhadap Lebanon dan negara-negara lain di kawasan tersebut.
Mengecam “kebisuan yang menyetujui” dari para penjamin gencatan senjata—khususnya AS—terkait pelanggaran terus-menerus dan serangan militer yang berkelanjutan oleh rezim Zionis terhadap Lebanon, juru bicara Iran menyerukan tindakan serius oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan komunitas internasional untuk menghentikan kejahatan rezim Israel dan meminta pertanggungjawaban para pelaku.
Baqaei juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban yang gugur dalam serangan tersebut dan mendoakan pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka, menegaskan kembali solidaritas penuh Iran dengan pemerintah, rakyat, dan perlawanan Lebanon.
Setidaknya 13 orang tewas dalam serangan udara Israel di sebuah kamp pengungsi Palestina di Lebanon selatan. Serangan pesawat nirawak Israel menghantam sebuah mobil pada hari Selasa di tempat parkir sebuah masjid di kamp pengungsi Ein el-Hilweh di pinggiran kota pesisir Sidon.
Setidaknya empat orang juga terluka dalam serangan itu. Rezim Israel mengklaim serangan itu menghantam anggota kelompok Palestina Hamas yang sedang beroperasi di kompleks pelatihan di kamp pengungsi tersebut.
Hamas membantah klaim rezim Zionis tersebut, menyebutnya “rekayasa” dan menekankan bahwa kelompok tersebut tidak memiliki fasilitas pelatihan di kamp-kamp pengungsi Lebanon.
Israel telah menewaskan beberapa pejabat dari faksi-faksi Palestina, termasuk Hamas, di Lebanon sejak melancarkan perang di Gaza pada Oktober 2023.


