Teheran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengecam serangan pesawat nirawak di bandara Port Sudan, dan menyuarakan keprihatinannya atas serangan yang tak henti-hentinya terhadap fasilitas sipil di negara Afrika tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu, Esmaeil Baqaei mengecam serangan pesawat nirawak yang menargetkan bandara dan fasilitas sipil Port Sudan.
Ia juga menyatakan keprihatinannya atas berlanjutnya serangan militer terhadap fasilitas sipil dan kota di Sudan, seperti pembangkit listrik, rumah sakit, pabrik pengolahan air, dan bandara nonmiliter.
Juru bicara Iran menyerukan penghentian serangan terhadap warga sipil di Sudan.
Menyuarakan keprihatinannya atas bencana besar kelaparan dan pengungsian di Sudan, Baqaei meminta masyarakat dan organisasi internasional untuk memenuhi tugas mereka untuk menghentikan pertempuran di Sudan dan mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada rakyatnya.
Militer Sudan mengatakan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter menyerang fasilitas-fasilitas di sekitar bandara Port Sudan.
Seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF), Nabil Abdullah, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa RSF “menargetkan Pangkalan Udara Osman Digna, gudang barang dan beberapa fasilitas sipil” dengan pesawat nirawak bunuh diri, dalam serangan pertama di kota timur tersebut.
Perang dua tahun antara SAF, yang dipimpin oleh Abdel Fattah al-Burhan, dan RSF di bawah Mohamed Hamdan “Hemedti” Dagalo telah memicu krisis kemanusiaan besar-besaran di Sudan, menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa lebih dari 12 juta orang meninggalkan rumah mereka.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa kelaparan telah mencapai tingkat yang sangat parah, dengan bencana kelaparan terkonfirmasi di 10 wilayah negara Afrika tersebut dan 17 wilayah lainnya terancam. Sementara itu, lebih dari separuh penduduk Sudan – sekitar 25 juta orang – membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan.