Teheran, Purna Warta – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei mengecam keras serangan militer yang dilancarkan AS dan Inggris terhadap sejumlah kota di Yaman, termasuk ibu kota, Sana’a, dan kota pelabuhan utama Hudaydah.
Baca juga: Iran Panggil Dubes Australia Terkait Sikap Canberra yang Bias
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam, Baqaei mengecam serangan berulang AS dan Inggris di Yaman sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan prinsip-prinsip dasar hukum internasional.
Ia mengingatkan para penyerang tentang tanggung jawab internasional mereka atas serangan yang melanggar hukum tersebut di Yaman.
Juru bicara Iran menggambarkan kebijakan pendudukan, perang, dan ekspansionisme rezim Israel sebagai akar penyebab ketidakamanan dan ketidakstabilan yang terus-menerus di kawasan tersebut, seraya menekankan perlunya penghentian agresi rezim Zionis terhadap Lebanon dan pembantaian di Gaza agar perdamaian dan stabilitas dapat kembali ke kawasan tersebut.
Ia mengatakan tindakan yang dilakukan oleh rakyat Yaman dan negara-negara Muslim lainnya di kawasan tersebut sebagai tanggapan atas kejahatan rezim Zionis terhadap Palestina, Lebanon, dan Suriah merupakan reaksi alami mereka terhadap pembantaian saudara-saudari Palestina dan Lebanon mereka.
Baqaei menyatakan keyakinannya bahwa penggunaan kekuatan militer yang tidak sah oleh AS dan sekutunya terhadap rakyat Yaman sama sekali tidak akan melemahkan tekad mereka untuk membela rakyat Palestina dan Lebanon.
Komentarnya muncul setelah militer AS menyerang sejumlah kota di Yaman.
Pasukan dari Komando Pusat AS (CENTCOM), komando militer yang bertanggung jawab atas pasukan AS di Timur Tengah, mengatakan mereka telah melakukan serangan terhadap 15 target Houthi di wilayah Yaman pada hari Jumat.
Empat serangan menargetkan Sana’a dan tujuh serangan menghantam Hudaydah, menurut jaringan TV Al Masirah.
Serangan Hudaydah menghantam bandara dan wilayah Katheib, kata Al Masirah.
Baca juga: Ayatullah Khamenei Hadiahi Medali Fath kepada Kepala Pasukan Dirgantara IRGC
Setidaknya satu serangan menghantam provinsi Dhamar, dan serangan udara terjadi di provinsi Bayda, tenggara Sana’a.
Al Masirah, yang tidak merinci kerusakan atau korban jiwa, mengatakan Inggris juga berpartisipasi dalam serangan tersebut.
Namun, Kementerian Pertahanan Inggris dengan tegas membantah terlibat dalam serangan tersebut, menurut seorang pejabat yang berbicara kepada kantor Al Jazeera di London.