Teheran, Purna Warta – Kementerian Luar Negeri Iran mengecam Amerika Serikat pada Jumat pagi atas perluasan sanksi yang menargetkan industri konstruksi negara itu, menyebut tindakan itu ilegal, tidak manusiawi, dan tanda lain permusuhan Washington terhadap rakyat Iran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baqaei mengatakan keputusan AS untuk memperluas rezim sanksinya hingga mencakup sektor konstruksi Iran menandai tingkat permusuhan dan ketidakadilan baru.
“Departemen Luar Negeri Marco Rubio mencapai titik terendah baru dalam sejarah panjang Amerika atas tindakan pemaksaan dan permusuhan yang melanggar hukum terhadap bangsa Iran dengan memperluas sanksi melanggar hukum mereka ke sektor konstruksi dan pembangunan rumah,” kata Baqaei dalam sebuah posting di X.
“Itu sama keterlaluannya, melanggar hukum, dan tidak manusiawi,” tegasnya.
“Sanksi berlapis dan tindakan pemaksaan Amerika Serikat terhadap Iran semuanya telah disesuaikan untuk merampas hak asasi manusia dasar setiap warga negara Iran, dan dengan demikian sanksi ini tidak kurang dari kejahatan terhadap kemanusiaan,” tambahnya.
Baqaei lebih lanjut menulis bahwa kelanjutan sanksi tersebut memperkuat keyakinan yang mengakar di kalangan warga Iran bahwa para pembuat kebijakan Amerika tidak henti-hentinya dalam upaya “jahat” mereka untuk menghambat perkembangan dan kemajuan Iran.
“Sanksi-sanksi ini, yang diumumkan menjelang putaran kelima perundingan tidak langsung Iran-AS, semakin mempertanyakan kemauan dan keseriusan Amerika dalam berdiplomasi,” katanya.
“Bangsa kita bertekad untuk tetap teguh dan kuat dalam menghadapi permusuhan yang tidak masuk akal seperti itu,” pungkasnya.
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka telah menciptakan kondisi yang diperlukan untuk menjatuhkan sanksi kepada individu atau entitas yang terkait dengan sektor konstruksi Iran.
Menurut pernyataan itu, sektor tersebut dianggap berada di bawah kendali langsung atau tidak langsung IRGC Iran. Deklarasi tersebut mengisyaratkan bahwa setiap orang atau perusahaan yang dengan sengaja memasok material konstruksi ke Iran kini dapat menghadapi sanksi AS.