Teheran, Purna Warta – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, mengecam langkah militer AS di dekat pesisir Venezuela, termasuk serangan berulang terhadap kapal penangkap ikan dan ancaman nyata penggunaan kekuatan serta intervensi militer terhadap Venezuela.
Baca juga: Iran Sesalkan Klaim Baru UEA atas Tiga Pulau di Teluk Persia di Pertemuan GNB
Dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, Baqaei menggambarkan langkah militer AS di Venezuela tersebut sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip dasar dan tujuan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, khususnya larangan ancaman atau penggunaan kekuatan dalam hubungan antarnegara.
Mengecam tindakan ilegal dan provokatif AS, juru bicara Iran tersebut menyoroti tanggung jawab Dewan Keamanan PBB untuk mencegah segala tindakan agresi yang dapat membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.
Komentarnya disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Caracas karena AS semakin mengisyaratkan akan menggunakan cara militer untuk menekan Presiden Venezuela Nicolas Maduro agar mundur dari kekuasaan.
Presiden AS Donald Trump belum secara eksplisit mengatakan bahwa ia berusaha menggulingkan Maduro. Namun, ini bukan pertama kalinya Trump atau anggota kabinetnya berupaya melihat perubahan kepemimpinan di Caracas.
AS telah mengerahkan sejumlah aset militer ke Karibia dan melancarkan serangan militer mematikan terhadap setidaknya lima kapal yang diduga mengangkut narkoba yang terkait dengan kartel dan organisasi kriminal yang telah ditetapkan pemerintah sebagai organisasi teroris asing.
Baca juga: Menlu Iran Berunding dengan Rekan-rekan Asing di Sela-sela Pertemuan GNB di Uganda
Pemerintah AS telah meningkatkan hadiah untuk Maduro menjadi $50 juta.
Pada hari Rabu, Trump mengonfirmasi bahwa ia telah mengizinkan CIA untuk beroperasi di dalam Venezuela, tetapi ia mengatakan hal itu untuk melawan penyelundupan narkoba.
Pada hari Kamis, AS melancarkan apa yang tampaknya merupakan serangan mematikan keenam terhadap sebuah kapal yang diduga mengangkut narkoba di Laut Karibia tahun ini.