Iran Kecam Kejahatan Israel di Jenin dan Tulkarm

Teheran, Purna Warta – Nasser Kanaani, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, menyatakan di media sosial mengenai penarikan pasukan Israel baru-baru ini dari kota-kota Tepi Barat Jenin dan Tulkarm.

“Penarikan ini menyusul operasi militer sepuluh hari yang mengakibatkan kerusakan signifikan dan hilangnya nyawa,” tulis Kanaani.

Baca juga: Iran Tantang Koridor Apa Pun yang Melanggar Integritas Teritorial Armenia

Menurut laporan, pasukan Israel telah mundur dari Jenin dan Tulkarm setelah sepuluh hari agresi terhadap kamp pengungsi Jenin dan empat hari penyerangan terhadap Tulkarm. Tindakan militer Israel tersebut dilaporkan telah mengakibatkan kematian sedikitnya 36 warga Palestina dan menyebabkan puluhan lainnya terluka.

Kanaani menyoroti kerusakan parah yang terjadi pada infrastruktur perkotaan dan layanan di Jalur Gaza dan Tepi Barat utara, khususnya di Jenin dan Tulkarm.

Ia mencirikan taktik rezim Israel sebagai strategi “bumi hangus”, yang mencerminkan kekecewaan yang lebih luas atas kemampuan mereka untuk meraih kemenangan atas perlawanan Palestina.

“Rekaman penghancuran gila-gilaan semua infrastruktur perkotaan dan layanan di #JalurGaza dan sekarang di beberapa bagian utara Tepi Barat khususnya di Jenin dan Tulkarm menunjukkan bahwa rezim Israel kecewa dengan kemenangan atas perlawanan dan bangsa Palestina dan sedang mengejar strategi “bumi hangus,” kata Kanaani.

Ia menekankan bahwa negara-negara dan lembaga internasional memiliki kewajiban moral, kemanusiaan, dan hukum untuk mencegah kejahatan perang lebih lanjut oleh rezim Israel di Tepi Barat.

Operasi militer Israel baru-baru ini di Tepi Barat merupakan bagian dari pola kekerasan yang lebih besar yang telah meningkat sejak pecahnya konflik dengan Hamas di Gaza hampir 11 bulan lalu. Setelah serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel mengintensifkan aksi militernya, yang mengakibatkan banyaknya korban dan kerusakan.

Serangan baru-baru ini di Jenin dan Tulkarm digambarkan sebagai salah satu yang paling mematikan dalam beberapa tahun, dengan laporan yang menunjukkan bahwa pasukan Israel menggunakan artileri berat, serangan udara, dan pasukan darat untuk menargetkan apa yang mereka gambarkan sebagai benteng militan. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengutuk tindakan ini, melabelinya sebagai “taktik perang yang mematikan” yang secara tidak proporsional memengaruhi warga sipil.

Warga telah menyatakan kekhawatiran bahwa meskipun telah ditarik, pasukan Israel mungkin kembali untuk melancarkan serangan lebih lanjut, seperti yang telah terjadi di masa lalu. Penghancuran infrastruktur, termasuk jalan, pasokan air, dan listrik, telah membuat banyak keluarga kehilangan kebutuhan, yang memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas di Gaza Lampaui 40.900

Pemerintah Iran telah vokal dalam mengutuk tindakan Israel, menyerukan akuntabilitas dan intervensi internasional untuk melindungi warga sipil Palestina. Pernyataan Kanaani mencerminkan sentimen yang lebih luas di kalangan pejabat Iran, yang memandang situasi di Tepi Barat sebagai bagian dari perjuangan yang lebih besar melawan agresi yang dianggap dilakukan oleh Israel dan sekutunya.

Seiring meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut, masyarakat internasional menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengatasi kekerasan yang sedang berlangsung dan mencari penyelesaian atas konflik Israel-Palestina. Situasi kemanusiaan masih mengerikan, dengan seruan untuk bantuan mendesak bagi mereka yang terkena dampak operasi militer baru-baru ini di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *