Teheran, Purna Warta – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras eskalasi serangan Israel terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat serta pembantaian brutal terhadap anak-anak dan perempuan Palestina.
Dalam pernyataan yang dirilis pada hari Selasa, Baqaei merujuk pada laporan terbaru dari organisasi internasional, termasuk FAO, UNICEF, dan UNRWA, dengan mengatakan, “Tindakan rezim Israel untuk membunuh warga Palestina, menghancurkan infrastruktur vital, merusak pusat medis dan kesehatan, mencegah pengiriman bantuan kemanusiaan dan barang-barang yang diperlukan, melakukan pengepungan penuh di Gaza, dan memutus pasokan air, listrik, dan bahan bakar adalah contoh nyata genosida, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Baca juga: Ayatullah Khamenei: Iran Tidak Optimis atau Pesimis tentang Pembicaraan Oman
Ia menekankan bahwa pejabat rezim Zionis harus dituntut dan diadili atas kejahatan keji tersebut.
“Seperti yang ditegaskan oleh komisaris Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), rakyat Gaza yang tak berdaya, khususnya anak-anak dan perempuan, menderita pemboman hebat setiap hari, kelaparan yang meluas, penyakit, dan pemindahan paksa, serta rentan terhadap penghancuran sistematis. Tindakan-tindakan ini secara terang-terangan dilakukan dengan tujuan pembersihan etnis dan penghapusan bangsa Palestina,” kata Baqaei.
Juru bicara Iran tersebut selanjutnya meminta masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB, untuk bertindak segera dan tegas guna mencegah berlanjutnya genosida di Gaza dan Tepi Barat serta membuka jalan bagi hukuman bagi para pelaku kejahatan Israel tersebut.
Baca juga: Araqchi: Hak Pengayaan Uranium di Iran Tidak Dapat Dinegosiasikan
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sedikitnya 51.000 warga Palestina dipastikan tewas dan 116.343 terluka dalam perang Israel di daerah kantong itu sejak Oktober 2023.
Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas usai eskalasi serangan Israel.