Teheran, Purna Warta – Menteri luar negeri Iran mengecam Washington karena menargetkan rakyat Irak dengan mencabut pengabaian sanksi negara Arab itu karena mengimpor listrik dari Iran.
“Sangat menyedihkan bahwa pemerintah AS telah memutuskan untuk menargetkan rakyat Irak yang tidak bersalah dengan mencoba merampas akses mereka ke layanan dasar seperti listrik, terutama menjelang bulan-bulan panas mendatang tahun ini,” kata Abbas Araqchi dalam sebuah posting di X pada hari Senin.
“Kami mendukung rakyat Irak dan tetap teguh pada komitmen kami kepada Pemerintah Irak, yang akan kami ajak bekerja sama untuk mengusir tindakan AS yang melanggar hukum,” tambahnya.
Sebelumnya, Washington mengumumkan telah mencabut pengabaian sanksi Iran yang memungkinkan Irak mengimpor listrik dari tetangganya di timur. Sebagai reaksi, ketua komite keuangan parlemen Irak memperingatkan bahwa setiap langkah AS untuk membatasi impor listrik dari Iran akan menyebabkan jaringan listrik Irak runtuh.
Saat ini, sekitar 80 persen pembangkitan listrik Irak bergantung pada gas alam, sehingga negara itu sangat bergantung pada impor Iran untuk mempertahankan jaringan listriknya.
Pada bulan Juli 2022, Irak menandatangani kontrak lima tahun dengan Iran untuk mengimpor 400 megawatt listrik.
Pada bulan Maret 2024, kesepakatan lain dicapai untuk meningkatkan impor gas Iran menjadi 50 juta meter kubik per hari, yang bernilai sekitar $6 miliar per tahun.