Iran: Kami Berkomitmen Promosikan Perdamaian di Negara Tetangga Afghanistan

Tehran, Purna Warta Duta Besar Tetap Iran untuk PBB telah menyatakan tekad negaranya untuk bekerja sama dalam upaya mewujudkan perdamaian abadi di negara tetangganya, Afghanistan.

Berbicara pada pengarahan Dewan Keamanan PBB mengenai Afghanistan di New York pada hari Rabu (20/12), Amir Saied Iravani mengatakan bahwa keterlibatan internasional seharusnya tidak hanya mengupayakan normalisasi hubungan dengan pemerintahan Taliban yang berkuasa atau pengakuannya, tetapi juga berkontribusi untuk memperbaiki situasi bagi masyarakat di Afghanistan.

Baca Juga : Raisi: Dunia Tercengang dengan Perlawanan Palestina terhadap Israel

“Iran tetap teguh dalam komitmennya untuk menjalin kerja sama yang erat dengan negara-negara tetangga, mitra terkait, dan PBB untuk mendorong perdamaian, keamanan, dan stabilitas abadi di Afghanistan,” ujarnya.

“Kami berharap otoritas de facto akan memenuhi kewajiban internasional mereka, khususnya dalam menegakkan kewajiban mereka terhadap negara tetangga.” Tambahnya.

Utusan tersebut juga menunjuk pada ancaman parah terhadap Afghanistan dan negara-negara tetangganya yang ditimbulkan oleh kehadiran kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan Daesh dan kelompok teroris al-Qaeda secara terus-menerus.

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa Iran telah mempertahankan keterlibatan aktifnya dengan faksi yang berkuasa di Kabul sebagai negara tetangga yang terkena dampak langsung, yang sedang menghadapi dampak dari situasi di Afghanistan dan menampung jutaan warga Afghanistan.

“Keterlibatan ini dilakukan baik secara bilateral maupun melalui mekanisme tetangga dan regional…, yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki situasi kemanusiaan dan memfasilitasi pemulihan ekonomi Afghanistan,” tambah Iravani. Dia juga menekankan perlunya bantuan kemanusiaan yang tidak memihak dan pencabutan sanksi untuk mendukung pemulihan ekonomi Afghanistan.

Baca Juga : Sebut Tindakan Sadis, PBB Kecam Serangan Israel terhadap Sektor Kesehatan Gaza

Sementara itu, utusan Iran mengkritik pemerintah Afghanistan karena tidak mengambil langkah signifikan untuk “mencapai inklusi etnis dan politik yang sejati” di negara tersebut dan menerapkan pembatasan ketat terhadap perempuan dan anak perempuan serta akses mereka terhadap pendidikan.

Anggota-anggota tertentu dari aliansi militer NATO yang dipimpin AS, terutama mereka yang bertanggung jawab atas situasi saat ini di Afghanistan, harus memenuhi tanggung jawab mereka terhadap negara tersebut, katanya. Jika tidak melakukan hal tersebut, maka hal tersebut akan dianggap tidak adil dan kontraproduktif.

Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021 setelah melakukan kemajuan besar di seluruh negeri, yang memicu penarikan pasukan asing pimpinan Amerika Serikat serta runtuhnya pasukan keamanan negara itu dengan cepat.

AS menginvasi Afghanistan pada bulan Oktober 2001 setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat, meskipun faktanya tidak ada warga negara Afghanistan yang terlibat dalam serangan tersebut. Ratusan ribu warga Afghanistan tewas dalam perang agresi AS terhadap negara tersebut.

Baca Juga : Mahkamah Agung Colorado Diskualifikasi Trump dari Pemungutan Suara 2024

Setelah penarikannya, Washington menjatuhkan sanksi terhadap Afghanistan dan memblokir aset-asetnya. Bantuan luar negeri juga menurun drastis sejak saat itu dan aset utama bank sentral negara tersebut telah disita oleh Amerika Serikat, sehingga menambah salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *