Teheran, Purna Warta – Wakil Menteri Luar Negeri Iran Majid Takht-Ravanchi memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi konsekuensi berat atas tindakan sembrono apa pun terhadap Iran. Membahas perkembangan regional terkini dalam sebuah wawancara dengan jaringan Irak Al-Ahed, Takht-Ravanchi menepis ancaman Israel terhadap Iran sebagai hal yang bukan hal baru. “Zionis tahu betul kekuatan Iran,” katanya.
Baca juga: Ketua Parlemen Iran Hadiri Sidang Pleno APA di Baku
“Jika mereka bertindak bodoh, mereka akan menghadapi konsekuensi berat,” tegas Diplomat Iran itu. Ia menekankan kesiapan Iran untuk menanggapi dengan tindakan politik dan militer yang tepat.
“Rezim Zionis harus memahami konsekuensinya sebelum melakukan kesalahan,” tegasnya. Membahas Suriah, Takht-Ravanchi menggambarkan negara Arab tersebut sebagai negara Muslim penting yang secara historis telah menjalin hubungan baik dengan Iran.
“Kami memantau perkembangan Suriah dengan saksama dan berharap keamanan dan stabilitasnya,” katanya. Diplomat tersebut menekankan bahwa semua negara harus menahan diri untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri Suriah. Ia menambahkan bahwa penghormatan terhadap kedaulatan dan kesatuan teritorial Suriah sangat penting.
“Kami menghormati pilihan rakyat Suriah dalam memilih pemerintah mereka melalui pemilihan umum yang bebas dan independen,” kata Takht-Ravanchi. Ia mengklarifikasi bahwa kehadiran Iran sebelumnya di Suriah bersifat nasihat, atas undangan pemerintahnya, untuk memerangi terorisme. “Tidak ada perpecahan di Iran mengenai situasi Suriah,” tegasnya.
Takht-Ravanchi menegaskan kembali penghormatan Iran terhadap keputusan rakyat Suriah mengenai pemerintahan baru mereka, yang akan membentuk hubungan masa depan sesuai dengan itu. Mengenai hubungan Iran-Irak, ia menyoroti ikatan yang kuat dengan Irak sebagai tetangga yang independen. “Kami bermaksud memperluas hubungan kami dengan Irak di semua tingkatan,” katanya.
Iran menghindari campur tangan dalam masalah internal Irak dan terlibat dengan kelompok-kelompoknya dalam batasan hukum, katanya. “Pemerintahan (Presiden Iran) Dr. Masoud Pezeshkian memprioritaskan hubungan dengan negara-negara tetangga,” tegas Takht-Ravanchi. Ia mendesak negara-negara regional untuk bekerja sama demi keuntungan bersama.
Menanggapi sikap Iran terhadap AS, ia menggarisbawahi kepatuhan terhadap kerangka kerja yang ditetapkan oleh Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei. “Baik Pemimpin maupun presiden kami menekankan nilai hubungan bertetangga,” katanya.
Takht-Ravanchi mengingat pembicaraan masa lalu yang rumit dengan AS, dengan mencatat kegagalan Washington untuk menghormati komitmen. “Saat ini kami sedang bernegosiasi dengan negara-negara Eropa dalam kerangka kerja yang ditentukan untuk mencapai kesepakatan,” tambahnya.
Baca juga: Presiden Iran: BRICS, SCO, EEU Landasan yang Cocok untuk Kerja Sama Iran-Rusia
Mengenai masalah nuklir, ia dengan tegas menyatakan, “Iran tidak tertarik pada senjata nuklir.” Negara itu hanya menginginkan penggunaan energi nuklir secara damai, tegasnya. “Iran, penanda tangan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), mengikuti larangan tegas Pemimpin terhadap senjata nuklir,” katanya.
Mengenai Arab Saudi, Takht-Ravanchi mengungkapkan rencana untuk meningkatkan hubungan bilateral ke tingkat tertinggi. “Iran dan Arab Saudi melihat peluang regional yang signifikan untuk investasi bersama,” katanya.
Ia meremehkan kunjungan duta besar Saudi di Hotel Espinas Teheran sebagai hal rutin yang terlihat di seluruh dunia.