Tehran, Purna Warta – Kepala nuklir Iran mengatakan keputusan negaranya bulan lalu untuk memecat sejumlah inspektur yang bekerja untuk Badan Energi Atom Internasional (IAEA) adalah respons terhadap sikap “politik keras” yang diadopsi oleh tiga negara Eropa.
Baca Juga : Ketua IRGC: Drone AI Iran Mampu Hantam Kapal Musuh yang Berlayar Ribuan Mil
“Kami menghapus inspektur dari daftar yang merupakan warga negara dari negara-negara yang menunjukkan perilaku politik keras terhadap Republik Islam Iran,” kata Mohammad Eslami, yang memimpin Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), pada hari Rabu (4/10).
Eslami mengatakan IAEA memiliki sekitar 127 inspektur terdaftar di Iran, dan sejumlah kecil inspektur telah dipecat.
Dia menambahkan bahwa beberapa inspektur yang dipecat sudah bertahun-tahun tidak datang ke Iran.
“Pencabutan penunjukan” inspektur IAEA oleh Iran, yang diumumkan oleh badan tersebut dalam sebuah pernyataan pada tanggal 16 September, terjadi setelah AS, Inggris, Perancis dan Jerman mengeluarkan seruan dalam pertemuan Dewan Gubernur IAEA yang mengharuskan Teheran untuk segera bekerja sama dengan badan PBB tentang dugaan masalah yang belum terselesaikan seperti jejak uranium yang ditemukan di lokasi yang tidak diumumkan.
Baca Juga : Dampak Positif Hubungan Iran-Arab Saudi Bagi Kawasan
Namun hal ini terjadi setelah tiga negara Eropa mengumumkan bahwa mereka akan membuat undang-undang yang mempertahankan serangkaian sanksi rudal balistik terhadap Iran yang harus dicabut bulan ini berdasarkan perjanjian nuklir tahun 2015 antara Teheran dan negara-negara besar dunia, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Berbicara kepada wartawan setelah sidang kabinet di Teheran pada hari Rabu, 4/10) Eslami mengatakan JCPOA telah menjadi kesepakatan satu arah di mana pihak lain tidak bersedia memenuhi kewajiban mereka sekitar lima tahun setelah AS menarik diri dari perjanjian tersebut dan membiarkannya dalam ketidakpastian.
“Saya mengatakan kepadanya (Ketua IAEA) bahwa interpretasi anda terhadap kesepakatan tersebut bukanlah JCPOA tetapi ICPOA, yang merupakan Rencana Aksi Komprehensif Iran. Karena anda tidak ingin melaksanakan kewajiban anda sendiri secara ‘bersama’, anda terus menekan Iran untuk memenuhi kewajibannya secara sepihak,” katanya.
Baca Juga : Gereja Anglikan Afrika Selatan Menyatakan Israel Rezim Apartheid