Tehran, Purna Warta – Pejabat tinggi hak asasi manusia Iran mengatakan Republik Islam menganggap Amerika Serikat bertanggung jawab penuh atas pembunuhan tahun 2020 atas komandan anti-teror Jenderal Qasem Soleimani, mencatat bahwa Teheran telah mengidentifikasi lebih dari seratus tersangka sehubungan dengan kejahatan yang menghebohkan itu.
Berbicara dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi IRIB TV 2, Kazem Gharibabadi, sekretaris jenderal Kantor Hak Asasi Manusia Iran, menjelaskan bahwa 125 orang, sebagian besar pejabat AS, telah diidentifikasi. Ia juga mengatakan, beberapa negara yang terlibat dalam aksi teroris juga dimintai keterangan untuk memberi Iran informasi dan dokumen terkait.
Baca Juga : Diretas, Gambar Tangan Jenderal Soleimani Penuhi Halaman The Jerusalem Post
“Republik Islam Iran bertekad untuk bekerja sama dengan Irak, sebagai negara tempat kejahatan itu terjadi, untuk mengidentifikasi semua pelaku, sponsor, dan komplotan, dan membawa mereka ke pengadilan,” kata Gharibabadi.
Pejabat Iran itu menyebut bahwa mantan presiden AS Donald Trump mempelopori pembunuhan itu, dengan mengatakan Trump telah secara terbuka mengakui melakukan tindakan teroris semacam itu dan bangga akan hal itu. “Pengakuannya dianggap sebagai dokumen yang kredibel di pengadilan internasional,” tegasnya.
Gharibabadi lebih lanjut mengatakan bahwa penyelidikan kriminal pembunuhan sedang berlangsung dan penyelidikan akan selesai dalam waktu dekat.
“Pemerintah Irak telah mengajukan kasus dalam hal ini, dan kami telah berinteraksi dengan Baghdad. Jenderal Soleimeni, sebagai pembawa bendera perang melawan terorisme, adalah warga negara Iran dan oleh karena itu kami akan menangani kasus ini sesuai dengan KUHP Islam [Iran],” katanya.
Baca Juga : Senior Hamas: Qasem Soleimani Sepenuh Hati Meyakini Kemenangan Perlawanan Palestina
“Jenderal Soleimani melakukan operasi non-militer pada malam kemartirannya. Dia telah berangkat ke Irak membawa pesan tentang isu-isu regional. Kami percaya aksi terorime dan pembunuhannya dapat menjadi contoh kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata pejabat senior Iran itu.
“Tidak ada individu, institusi, negara, atau faksi politik yang terlibat dalam pembunuhan Jenderal Soleimani dapat dan harus dapat menikmati impunitas,” Gharibabadi menggarisbawahi.
Jenderal Soleimani dan rekan sejawatnya di Irak Abu Mahdi al-Muhandis, wakil kepala Unit Mobilisasi Populer (PMU), menjadi sasaran bersama dengan rekan-rekan mereka di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020, dalam serangan pesawat tak berawak teroris yang disahkan oleh Trump.
Dua hari setelah serangan itu, anggota parlemen Irak menyetujui RUU yang mengharuskan pemerintah untuk mengusir semua pasukan militer asing yang dipimpin oleh AS.
Baca Juga : Iran Identifikasi 125 orang yang Terlibat Pembunuhan Jenderal Soleimani, Kebanyakan Warga AS