Tehran, Purna Warta – Iran mengecam kelambanan komunitas internasional terhadap kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza, dan mengatakan dunia harus bangkit melawan penjahat Zionis dan mendukung rakyat Palestina.
Baca Juga : Israel Serang Gaza dengan Memblokade Komunikasi; Organisasi Internasional Peringatkan Dampaknya
“Bangkitlah demi perdamaian dan keamanan dunia dalam menghadapi para penjahat Zionis dan pendukung mereka dan bela rakyat Palestina yang tertindas di Gaza,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kan’ani dalam sebuah postingan di akun X-nya pada hari Jumat (27/10).
Dia memperingatkan kurangnya reaksi tegas komunitas internasional, termasuk organisasi dunia, pemerintah, dan negara, terhadap kejahatan Israel selama tiga minggu terakhir.
Tidak adanya reaksi global yang keras terhadap semua kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh Zionis di Gaza dan membiarkan para penjahat perang dan pendukung mereka tidak dihukum sama saja dengan mendiskreditkan mekanisme, hak, hukum dan peraturan internasional, tegas juru bicara Iran.
“Kurangnya tindakan pencegahan dan penyesalan serta impunitas Zionis atas kejahatan perang mereka di Gaza berarti bahwa para pencari keadilan, pencari kebebasan dan pendukung perdamaian dan keamanan internasional telah berkompromi dan menyerah kepada penjahat dan penjahat perang,” kata Kan’ani. .
Pada tanggal 7 Oktober, kelompok perlawanan Palestina Hamas melancarkan operasi terbesarnya terhadap Israel selama bertahun-tahun dalam serangan mendadak, yang disebut Operasi Badai Al-Aqsa, sebagai tanggapan atas kejahatan intensif rezim pendudukan terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga : Rudal Terpa Kota Resor Taba Mesir Dekat Perbatasan Palestina
Sejak itu, Israel terus melakukan pemboman tanpa henti terhadap Gaza. Korban tewas di Gaza sejak dimulainya serangan Israel telah mencapai 7.326 orang, termasuk 3.038 anak-anak dan 1.726 perempuan. Sekitar 18.967 warga Palestina juga terluka. Tel Aviv juga memblokir pasokan air, makanan, dan listrik ke Gaza, sehingga membuat wilayah yang terkepung itu mengalami krisis kemanusiaan.