Iran di Garis Depan Perang Melawan al-Qaeda, Daesh, Dukung Perdamaian Regional

Teheran, Purna Warta – Duta Besar Iran untuk Yaman telah menegaskan kembali komitmen teguh Teheran untuk perdamaian dan stabilitas regional, menekankan peran berpengaruh dan utama negara itu dalam memerangi kelompok teroris Daesh Takfiri dan al-Qaeda di seluruh Asia Barat.

Baca juga: Hizbullah Tegaskan Iran adalah Negara Sahabat; Tolak Kendali AS dan Israel atas Lebanon

Ali Mohammad Rezaei menyampaikan pernyataan tersebut selama konferensi pers di ibu kota Yaman, Sana’a, pada hari Kamis.

Sementara itu, ia menyoroti prinsip-prinsip kebijakan luar negeri Republik Islam, dengan menyatakan, “Iran secara konsisten menghormati kedaulatan negara-negara tetangganya dan mematuhi kebijakan non-agresi terkait negara-negara regional.”

Sikap tersebut, yang ditegaskan kembali oleh utusan tersebut, mencerminkan pendekatan diplomatik Iran yang lebih luas, yang memprioritaskan hidup berdampingan secara damai, saling menghormati, dan kerja sama dengan negara-negara tetangga, kata para pengamat.

Penentangan terhadap kehadiran militer asing

Rezaei menegaskan kembali posisi lama Republik Islam terhadap kehadiran militer asing di kawasan tersebut, dengan menyatakan, “Selama dekade terakhir, Iran telah menganjurkan penarikan pasukan asing dari kawasan tersebut dan diakhirinya campur tangan eksternal dalam urusan internal Yaman.”

Para ahli menunjukkan bahwa seruan tersebut sejalan dengan strategi menyeluruh negara tersebut untuk mengurangi ketegangan dan mempromosikan otonomi regional, khususnya di negara-negara yang dilanda konflik seperti Yaman.

Bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi di Yaman

Menanggapi krisis kemanusiaan di Yaman, duta besar menggarisbawahi urgensi pencabutan blokade yang dipimpin Amerika Serikat dan diberlakukan oleh Arab Saudi terhadap negara miskin tersebut dan dimulainya upaya rekonstruksi menyeluruh di sana.

“Kami menekankan pentingnya pencabutan penuh pengepungan di Yaman dan memulai proses pembangunan kembali. Mendukung para korban konflik dan membangun kembali wilayah yang dilanda perang merupakan langkah penting menuju [memungkinkan] stabilitas, keamanan, dan pemenuhan aspirasi rakyat Yaman yang langgeng,” katanya.

Pada tahun 2015, koalisi militer yang dipimpin Saudi melancarkan agresi besar-besaran dan mematikan terhadap Yaman sebagai sarana untuk mengembalikan jabatan pejabat negara Semenanjung Arab yang bersekutu dengan Riyadh dan Barat, yang telah meninggalkan negara itu di tengah krisis listrik.

Serangan gencar tersebut terus merenggut nyawa lebih dari 150.000 orang; dan menewaskan sekitar 227.000 orang lainnya akibat kelaparan yang berkepanjangan dan kurangnya fasilitas perawatan kesehatan yang ditimbulkannya, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Secara keseluruhan, perang dan pengepungan rute-rute penting negara itu oleh kerajaan dan sekutunya, menciptakan salah satu krisis kemanusiaan paling parah di dunia, dengan jutaan orang menghadapi kelaparan, pengungsian, dan penyakit.

Serangan yang dipimpin Saudi yang kemudian melibatkan sekutu-sekutu Riyadh di kawasan itu setelah dimulainya serangan, telah mereda selama beberapa tahun terakhir, tetapi dampak perang terus membebani negara itu.

Baca juga: Iran dan India Gelar Konsultasi Politik

Sejak perang yang dipimpin Saudi dimulai, Iran secara konsisten mengutuk kampanye militer dan menganjurkan penyelesaian secara damai.

Teheran secara bersamaan telah memberikan bantuan kemanusiaan ke Yaman, yang memperkuat komitmennya untuk meringankan penderitaan kemanusiaan di negara itu.

Para pengamat mengatakan seruan Republik Islam untuk menghapus blokade dan mendukung upaya rekonstruksi di Yaman menyoroti visi Teheran untuk kawasan yang stabil, mandiri, dan bebas dari dominasi asing.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *