Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan negaranya akan secara aktif menghadiri pertemuan darurat tingkat menteri yang direncanakan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membahas meningkatnya situasi di Jalur Gaza di Palestina.
Baca Juga : Aktivis Maroko Pro Palestina Dipenjara Karena Kecam Normalisasi dengan Israel
Amir-Abdollahian mengatakan pada hari Minggu (16/10) setelah mengakhiri kunjungan resminya ke Qatar bahwa Iran telah diundang untuk menghadiri pertemuan OKI yang direncanakan pada 18 Oktober di Jeddah, Arab Saudi.
“Republik Islam Iran telah diundang ke pertemuan luar biasa OKI dan kami akan aktif menghadiri sesi ini,” kata menteri.
Keputusan Komite Eksekutif OKI untuk mengadakan pertemuan darurat tersebut, yang didasarkan pada undangan dari ketua bergilir OKI saat ini, Arab Saudi, terjadi beberapa hari setelah Iran menyerukan pertemuan tersebut di tengah meningkatnya situasi militer di Gaza.
Baca Juga : Menlu Iran Peringatkan Konsekuensi Mengerikan Perang di Gaza
Lebih dari 2.450 orang tewas dan sekitar 10.000 orang terluka dalam hampir delapan hari serangan Israel di Gaza, wilayah Palestina yang terkepung di Mediterania dan merupakan rumah bagi 2,3 juta orang.
Serangan brutal tersebut dimulai pada 7 Oktober, beberapa jam setelah gerakan perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas, melancarkan serangkaian serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah Palestina yang diduduki Israel untuk membalas kekerasan berdarah selama berbulan-bulan yang disebabkan oleh pemukim Israel dan pasukan militer.
Iran telah memperingatkan bahwa situasi di Palestina dan kawasan akan memburuk jika negara-negara lain tidak mengambil tindakan untuk menghentikan agresi Israel di Gaza.
Amir-Abdollahian tiba di Qatar pada Sabtu malam sebagai bagian terakhir dari tur regional yang juga membawanya ke Irak, Suriah dan Lebanon.
Baca Juga : Iran Minta Tiongkok Turun Tangan Hentikan Perang di Gaza
Selama kunjungannya, diplomat tertinggi Iran mengadakan pembicaraan intensif dengan rekan-rekannya dan pejabat senior dari empat negara untuk membahas situasi di Palestina.