Tehran, Purna Warta – Presiden Ebrahim Raeisi mengatakan Iran dan Kuba memiliki pendirian yang sama mengenai perlunya membentuk koalisi untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas di berbagai benua melalui kerja sama dengan negara-negara sekutu.
Raeisi menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan timpalannya dari Kuba Miguel Díaz-Canel, yang berada di Teheran dalam kunjungan bersejarah.
Baca Juga : Angkatan Laut Yaman Targetkan Kapal Israel di Bab al-Mandeb
Presiden Iran mengecam sikap diam yang memekakkan telinga dari komunitas internasional mengenai genosida Israel di Gaza, dengan mengatakan tidak ada organisasi internasional yang mencoba menghentikan mesin pembunuh Israel.
“Sayangnya, Amerika Serikat dan Barat mendukung kejahatan yang memilukan ini,” kata Raeisi, mengecam mereka yang mengaku membela hak asasi manusia karena mendukung kejahatan Israel terhadap kemanusiaan.
Ia menyatakan penyesalannya atas ketidakefisienan sistem internasional yang gagal menghentikan “mesin perang yang diberikan AS kepada rezim Zionis.”
“Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Keamanan, Liga Arab dan badan-badan global lainnya telah kehilangan efisiensinya,” kata presiden Iran.
Ia menekankan perlunya mengakhiri sistem internasional yang tidak adil saat ini dan membentuk sistem global yang adil yang mendukung masyarakat tertindas dan mencegah penindasan.
Baca Juga : Presiden Kolombia Sebut Serangan Udara Israel di Gaza sebagai Praktik Nazi
Raeisi mengatakan rakyat Iran dan semua negara sedih karena musuh menyerang rakyat Palestina, yang ingin mempertahankan tanah air dan kehidupan mereka.
“Rezim Zionis menjadikan rakyat Palestina sebagai martir dengan [tindakan] rasisme, genosida, dan kejahatan terhadap kemanusiaan serta membantai perempuan dan anak-anak,” tambah presiden Iran.
Dia mencatat bahwa sejak awal serangan besar-besaran rezim Tel Aviv di Gaza pada tanggal 7 Oktober, lebih dari 6.000 anak-anak Palestina dan lebih dari 4.000 wanita telah terbunuh, hal ini menegaskan kembali dukungan Republik Islam terhadap rakyat Palestina.
Israel mengobarkan perang di Gaza pada 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Hamas Palestina melakukan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas pendudukan sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Sejak dimulainya serangan, rezim Tel Aviv telah menewaskan sedikitnya 15.523 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, melukai 41.316 lainnya, dan menyebabkan sebagian besar wilayah Gaza hancur.
Baca Juga : Pengadilan Korupsi Netanyahu Dilanjutkan di Tengah Perang di Gaza
Mereka juga memberlakukan “pengepungan total” terhadap Gaza, memutus bahan bakar, listrik, makanan, dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.