Tehran, Purna Warta – Menteri luar negeri Iran dan Arab Saudi mempertimbangkan rencana pertemuan darurat Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk mengatasi kejahatan keji yang dilakukan rezim Zionis terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Baca Juga : Iran dan Kyrgyzstan Menentang Campur Tangan Barat di Negara-negara Kawasan
Dalam percakapan telepon pada hari Jumat (16/2), Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dan Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al Saud menyerukan upaya bersama untuk mengakhiri kekejaman Israel terhadap Palestina.
Mengacu pada upaya diplomatiknya, termasuk perundingan baru-baru ini dengan Sekretaris Jenderal OKI, Amirabdollahian mengatakan ia telah mengusulkan gagasan untuk mengadakan pertemuan darurat para menteri luar negeri OKI untuk mengatasi krisis Gaza.
Diplomat utama Saudi menyambut baik usulan pertemuan darurat mengenai rencana menghentikan kejahatan genosida rezim Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan konsultasi lebih lanjut dengan menteri luar negeri lainnya mengenai masalah ini.
Baca Juga : Nasrallah: Israel akan Membayar dengan Darah Akibat Pembunuhan Warga Sipil Lebanon
Menteri luar negeri Iran kemudian mengecam AS karena mensponsori kejahatan Zionis di Gaza dan memberikan lampu hijau kepada Israel untuk melakukan serangan terhadap Rafah.
“Kami tidak menganggap perang sebagai solusi, namun jika solusi politik tidak segera ditemukan, konsekuensi negatif dari berlanjutnya tindakan genosida yang dilakukan rezim Israel terhadap keamanan dan stabilitas regional tidak dapat dihindari,” Amirabdollahian memperingatkan.
Sementara itu, bin Farhan Al Saud mengecam sikap perdana menteri Israel yang mengabaikan seruan internasional untuk penghentian perang, dan mengatakan bahwa pejabat Zionis tersebut bahkan mengabaikan sikap dan tekanan dari para pendukung rezim tersebut.
Baca Juga : Korban Tewas dalam Perang Gaza Meningkat Menjadi 28.663 Orang
Dalam percakapan telepon lainnya, para menteri Iran dan Saudi menyerukan peningkatan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara Muslim, khususnya antara sektor swasta.