Teheran, Purna Warta – Presiden Masoud Pezeshkian telah menyatakan tekad Iran untuk menggunakan semua kapasitas yang dimilikinya untuk melawan teroris di Suriah dengan berkoordinasi dengan negara-negara tetangga. Dalam sebuah wawancara langsung di televisi pada Senin malam, Pezeshkian mengatakan bahwa percakapan teleponnya dengan rekan-rekannya dari Suriah dan Rusia, serta emir Qatar dan perdana menteri Irak, berfokus pada isu bahwa “teroris dan konspirator tidak boleh dibiarkan menyeret kawasan itu ke dalam perang dan pertumpahan darah lagi.”
Baca juga: Iran Raih Teknologi Pencitraan Satelit Resolusi Super
“Kami menghormati integritas teritorial semua negara, yang kami yakini tidak boleh dilanggar dengan dalih apa pun,” tambahnya.
“Kami akan melakukan yang terbaik untuk membangun keamanan dan perdamaian, serta menghadapi teroris. Kami akan berkoordinasi terkait upaya kami dengan negara-negara tetangga, saudara, dan sahabat.”
Pernyataan itu muncul saat Suriah bergulat dengan kebangkitan terorisme Takfiri, yang disponsori oleh AS dan Israel, setelah keduanya gagal dalam perang berdarah di Jalur Gaza dan Lebanon.
Iran adalah negara pertama yang bergegas membantu Suriah setelah pecahnya kekerasan yang disponsori asing di negara Arab tersebut pada tahun 2011. Pada tahun 2017, pasukan Suriah, yang didukung oleh Iran dan Rusia, meraih kemenangan monumental atas kelompok teroris Daesh. Namun, wilayah utara negara itu tetap berada di bawah kendali militan dan pasukan pendudukan asing.
Baca juga: Delegasi Iran untuk PBB: AS Memicu Terorisme di Suriah
Kelompok teroris yang didukung asing, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Shams (HTS), melancarkan serangan mendadak dua arah di Aleppo, Suriah, dan pedesaan di sekitar Idlib pada hari Rabu, dan segera setelah itu merebut beberapa wilayah sebelum bergerak menuju provinsi tetangga Hama.
Namun, angkatan bersenjata Suriah terus memerangi kelompok teroris yang didukung asing di wilayah barat laut negara itu, yang menimbulkan kerugian besar bagi mereka.