Iran: AS dan Sekutu Barat Perpanjang Perang dengan Mengirim Senjata ke Ukraina

Teheran, Purna Warta – Iran telah menolak klaim “tidak berdasar” oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis tentang peran Teheran dalam kampanye militer Rusia di Ukraina, dengan mengatakan negara-negara Barat—bukan Republik Islam—telah memperpanjang perang dengan memasok senjata ke Kiev.

Baca juga: Iran Desak Pengawasan Internasional atas Fasilitas Nuklir Rezim Israel

Perwakilan tetap Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Amir Saeid Iravani menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah surat yang dikirimkan kepada kepala PBB dan presiden Dewan Keamanan pada hari Rabu, setelah utusan AS, Inggris, dan Prancis melontarkan tuduhan terkoordinasi terhadap Teheran mengenai konflik Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung selama pertemuan Dewan Keamanan pada tanggal 30 Agustus.

Ia mengatakan Iran “dengan tegas menolak” tuduhan apa pun yang menunjukkan keterlibatannya dalam penjualan, ekspor, atau transfer senjata yang melanggar komitmen internasionalnya kepada Rusia sebagai “menyesatkan, sama sekali tidak berdasar” dan “sama sekali tidak berdasar”.

Republik Islam menganggap tuduhan tersebut “hanya sebagai agenda politik yang sempit dan picik dari ketiga anggota tetap Dewan ini, yang bertujuan untuk memajukan kepentingan politik mereka sendiri,” tambahnya.

“Sungguh ironis dan munafik bahwa tiga negara yang terlibat langsung dalam konflik Ukraina dan secara signifikan berkontribusi terhadap eskalasinya melalui pasokan persenjataan canggih telah dengan berani membuat klaim yang tidak berdasar tersebut terhadap Iran. Amerika Serikat dan sekutunya tidak dapat menyangkal kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa penyediaan persenjataan canggih mereka telah memperpanjang perang di Ukraina dan menimbulkan kerugian pada warga sipil dan infrastruktur sipil.”

Baca juga: Iran dan Kazakhstan Siap Kerja Sama di Bidang Teknologi

Iravani juga mengatakan bahwa memang Amerika Serikat—bukan Iran—yang merupakan “pendukung utama dan penyebar terorisme” baik di kawasan maupun di seluruh dunia.

“Amerika Serikat adalah negara nomor satu yang mensponsori Israel, rezim teroris paling berbahaya di dunia,” tegasnya.

Rusia meluncurkan apa yang disebutnya operasi militer khusus di Ukraina pada Februari 2022, sebagian untuk mencegah perluasan NATO ke arah timur setelah memperingatkan bahwa aliansi militer pimpinan AS itu mengikuti “garis agresif” terhadap Moskow.

Rusia telah berulang kali memperingatkan terhadap aliran senjata Barat ke Ukraina, dengan mengatakan hal itu memperpanjang konflik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *