Teheran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri Kani mengatakan Teheran harus menjalankan kebijakan netralkan dan mencabut sanksi pada saat yang sama.
Baca juga: Iran Sampaikan Belasungkawa kepada Keluarga Korban Tanah Longsor di Etiopia
Dalam sebuah wawancara pada hari Sabtu, Bagheri Kani mengatakan otoritas Iran harus menggunakan pengalaman yang produktif untuk memperbaiki situasi pada langkah selanjutnya.
“Kami memiliki dua cara dalam menghadapi sanksi. Salah satunya adalah netralisasi sanksi, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada pihak asing,” imbuhnya.
Ia mencatat bahwa pendekatan lainnya didasarkan pada pencabutan sanksi melalui negosiasi dan konsensus dengan pihak asing.
“Ini berarti mencapai kesepakatan yang berada dalam kerangka kepentingan nasional kita,” tegas diplomat tinggi Iran tersebut.
Baheri Kani menggambarkan kesepakatan nuklir 2015 – yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) – sebagai mekanisme multilateral yang bertujuan untuk mencabut sanksi.
Inisiatif tersebut pada prinsipnya benar dan tampaknya tidak mungkin seseorang akan menentangnya, katanya.
Baheri Kani menambahkan bahwa isu utamanya adalah apakah JCPOA telah berhasil mengamankan kepentingan Iran atau tidak.
Meskipun ada jeda yang sedang berlangsung dalam negosiasi untuk menghidupkan kembali JCPOA dan mencabut sanksi, Iran telah melanjutkan kemajuannya di berbagai bidang, tegasnya.
JCPOA adalah perjanjian internasional multilateral yang ditandatangani antara Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa ditambah Jerman pada tahun 2015, yang mengharuskan Iran untuk mengurangi beberapa kegiatan nuklirnya sebagai imbalan atas pencabutan sanksi kejam yang dijatuhkan kepada negara tersebut, terutama oleh Amerika Serikat.
Baca juga: Iran Desak Kerja Sama Komunitas Internasional dalam Memerangi Narkotika
Namun, mantan Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian yang didukung DK PBB tersebut pada bulan Mei 2018, dengan menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Teheran sementara Iran mematuhi komitmennya berdasarkan kesepakatan tersebut dan bahkan terus melakukannya selama setahun setelah penarikan AS.
Negosiasi untuk memulihkan JCPOA dimulai pada April 2021, tiga tahun setelah AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut dan mulai menargetkan ekonomi Iran dengan sanksi ekonomi yang keras.
Iran telah mengkritik kurangnya keinginan AS dan E3 untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut dan telah meningkatkan aktivitas nuklirnya sebagai tanggapan atas ketidakpatuhan mereka.