Bagdad, Purna Warta – Pukulan yang dilancarkan Perlawanan Islam di Irak memaksa Amerika Serikat menerima perundingan dengan pemerintah Irak mengenai penarikan pasukannya dari negara tersebut, kata seorang anggota parlemen Irak.
Baca Juga : Yaman Peringatkan Amerika-Inggris
Menurut situs Al-Ma’louma, anggota parlemen Irak, Muhammed al-Sayhoud, mengatakan serangan terhadap pangkalan militer AS di Suriah dan Irak menimbulkan kerugian besar pada pasukan Amerika, sehingga mendorong Washington untuk memulai perundingan untuk meninggalkan Irak.
Untuk mencapai tujuan ini, komite gabungan mengadakan pembicaraan untuk menetapkan kerangka waktu yang tetap bagi penarikan pasukan Amerika, katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah Irak mengupayakan penarikan total pasukan Amerika dari negara Arab tersebut.
Sementara itu, Muhammed al-Yasiry, seorang analis politik dan keamanan Irak, berpendapat bahwa AS menerapkan kebijakan anti-Irak dengan mengeksploitasi dolar serta kelompok teroris Daesh.
Washington sedang berusaha menekan pemerintah Irak untuk berhenti menindaklanjuti proyek penarikan militer, katanya.
Perdana Menteri Irak Mohammed Shia’ Al Sudani mengatakan kepada Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bahwa kabinet Irak memasukkan agenda penarikan pasukan asing dari negaranya dan rencana tersebut siap untuk dilaksanakan.
Baca Juga : Kelompok Perlawanan Irak Serang Haifa dengan Drone
Tuntutan penarikan pasukan asing pimpinan AS dari Irak muncul setelah pembunuhan Komandan penting Iran Qassem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad pada tahun 2020.