Purna Warta – Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Muhammad-Reza Ashtiani telah memperingatkan bahwa dukungan dan intervensi Amerika Serikat terhadap Israel dalam genosida terhadap warga Palestina di Jalur Gaza dapat menyebabkan “krisis besar” di Asia Barat.
Ashtiani menyampaikan pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Iran Abdullah bin Saud al-Anzi di Tehran pada hari Selasa (13/2), ketika kekhawatiran berkembang mengenai dampak perang Gaza yang didukung Israel, yang telah berlangsung selama lebih dari empat bulan.
Baca Juga : Tidak Ada Kapal Yang Terkait Israel Melewati Bab Al-Mandeb
“Kondisi di wilayah ini saat ini sensitif dan kompleks,” katanya. “Intervensi dan dukungan Amerika dan Barat dapat memperumit kondisi keamanan di kawasan dan menyebabkan krisis regional yang besar.”
Menteri Pertahanan lebih lanjut mengutuk genosida dan kejahatan perang Israel di Gaza, menekankan bahwa rezim Zionis belum mencapai dan tidak akan mencapai tujuan yang dinyatakannya di wilayah Palestina yang terkepung.
“Palestina adalah isu utama dunia Islam dan seluruh dunia. Penting bagi negara-negara Muslim, terutama negara-negara regional yang penting, untuk bertindak tegas dan mengambil sikap yang lebih terkoordinasi dalam hal ini untuk memenuhi kewajiban agama dan kemanusiaan mereka.”
Israel melancarkan perang brutalnya di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Hamas Palestina melakukan operasi bersejarah terhadap entitas pendudukan sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Sejauh ini, rezim yang berkuasa telah membunuh sedikitnya 28.473 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak dan melukai 68.146 lainnya.
Lebih lanjut dalam sambutannya, Ashtiani mengatakan bahwa Iran dan Arab Saudi, sebagai dua negara Muslim dan aktor penting, memainkan peran efektif dalam meningkatkan keamanan dan stabilitas regional.
Baca Juga : Menlu Iran: Prospek Hubungan Iran-Tiongkok Cerah dan Menjanjikan
Dia juga menekankan bahwa Republik Islam mengupayakan pengembangan hubungan dan interaksi konstruktif dengan negara-negara kawasan.
Negara-negara di kawasan ini mempunyai kepentingan dan tantangan yang sama, sehingga mereka harus hidup berdampingan secara damai dan memiliki pemahaman yang sama mengenai masalah keamanan, tambahnya.
Ashtiani lebih lanjut menyatakan kesiapan penuh Tehran untuk mengadakan pembicaraan pertahanan dan keamanan dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya di kawasan Teluk Persia.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Iran menyoroti bahwa angkatan bersenjata Iran dan Saudi dapat bekerja sama satu sama lain di bidang militer, keamanan, intelijen dan teknis.
Kementerian Pertahanan Iran siap memperluas hubungan pertahanan, militer dan teknis dengan Arab Saudi, katanya, seraya menambahkan bahwa kerja sama tersebut akan melayani kepentingan kedua negara dan meningkatkan keamanan dan stabilitas di kawasan.
Anzi menggambarkan Iran dan Arab Saudi sebagai dua negara sahabat dan bersaudara dan menggarisbawahi perlunya meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai bidang, termasuk pertahanan dan teknis.
Maret lalu, Iran dan Arab Saudi sepakat berdasarkan kesepakatan yang ditengahi Tiongkok untuk memulihkan hubungan diplomatik yang terputus pada tahun 2016.
Baca Juga : Kepala IRGC: Iran Capai Kekuatan Angkatan Laut Tak Tertandingi
Dalam pernyataan bersama setelah penandatanganan pakta tersebut, Teheran dan Riyadh menyoroti perlunya menghormati kedaulatan nasional satu sama lain dan menahan diri untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain.
Mereka sepakat untuk melaksanakan perjanjian kerja sama keamanan yang ditandatangani pada bulan April 2001 dan perjanjian lain yang dicapai pada bulan Mei 1998 untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, komersial, investasi, teknis, ilmu pengetahuan, budaya, olahraga, dan urusan pemuda.