Damaskus, Purna Warta – Media-media memberitakan dan mencatat peningkatan konflik di Suriah timur antara suku Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat dan suku-suku Arab.
Sejumlah media juga melaporkan bahwa setelah dimulainya kembali bentrokan antara kelompok bersenjata Kurdi dan kelompok bersenjata dari suku-suku Arab saingannya, pasukan Kurdi kini memberlakukan jam malam.
Baca Juga : Serangan Artileri Tentara Suriah terhadap Posisi Teroris di Latakia
Menurut laporan Associated Press, media dan aktivis Suriah melaporkan bahwa pasukan Kurdi yang didukung oleh Amerika Serikat memberlakukan jam malam pada hari Senin setelah berlanjutnya bentrokan di bagian timur negara itu, di mana orang-orang bersenjata mereka telah bertempur selama berminggu-minggu dengan angkatan bersenjata suku-suku Arab, yang merupakan saingan mereka.
Pertempuran di wilayah yang menampung ratusan tentara Amerika ini menunjukkan perbedaan berbahaya dalam koalisi yang telah aktif di wilayah tersebut selama bertahun-tahun dengan dalih memerangi kelompok teroris ISIS.
Laporan menunjukkan bahwa Pasukan Demokratik Suriah memberlakukan jam malam di beberapa kota di provinsi Deir Ez-Zor, termasuk kota Ziban, dekat perbatasan Irak tempat tentara Amerika ditempatkan.
Ratusan tentara Amerika Serikat telah ditempatkan di sana sejak tahun 2015. Provinsi ini memiliki ladang minyak terbesar di Suriah.
Baca Juga : Penunjukan Wakil Menteri Luar Negeri Suriah sebagai Duta Besar di Riyadh
Jaringan berita berbahasa Arab Al-Mayadeen juga melaporkan bahwa beberapa elemen Kurdi tewas setelah orang-orang bersenjata Arab menguasai beberapa bagian Ziban pada hari Senin.
Media-media lokal di provinsi ini melaporkan bahwa beberapa elemen Kurdi juga melarikan diri dari wilayah tersebut karena konflik yang semakin intensif.
Menurut Pasukan Demokratik Suriah, pertempuran pertama kali dimulai pada akhir Agustus, ketika pertempuran selama dua minggu menyebabkan 25 tentara tewas, dan 29 anggota kelompok suku Arab dan pria bersenjata, serta sembilan warga sipil terluka.
Pemerintahan Presiden Suriah Bashar Al-Assad di Damaskus telah menyatakan pasukan yang dipimpin Kurdi sebagai pejuang separatis dan Assad mengutuk aliansi Kurdi dengan Amerika Serikat.
Baca Juga : Al-Mashat: Kami akan Membangun Negara yang Bebas dan Mandiri
Türkiye, yang memiliki pasukan di Suriah, serta kelompok oposisi yang didukung Türkiye di barat laut Suriah, secara rutin bentrok dengan Pasukan Demokratik Suriah.