Teheran, Purna Warta – Dengan dalih menjaga keselamatan para diplomat dan keluarganya, Azerbaijan menarik personel kedutaan dan anggota keluarga dari Iran pada hari Minggu (29/1), menurut Kementerian Luar Negeri Azerbaijan.
Keputusan itu diambil dua hari setelah seorang pria bersenjata menyerbu kedutaan dan membunuh seorang petugas keamanan serta melukai dua lainnya.
Pejabat Iran mengecam serangan pada hari Jumat dan menyatakan pria bersenjata itu memiliki tujuan pribadi, bukan politik.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian menyarankan agar musuh tidak diizinkan untuk mengeksploitasi situasi. Dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov pada hari Jumat, Abdollahian menggarisbawahi, “Kita tidak boleh membiarkan insiden ini berdampak buruk pada hubungan antara kedua negara.”
Abdollahian juga menegaskan serangan itu bukanlah aksi terorisme. Dia juga menyarankan agar badan keamanan kedua negara dapat bersama-sama menyelidiki insiden tersebut untuk menjelaskan pro dan kontra dari insiden tersebut.
“Iran, Azerbaijan tidak akan pernah membiarkan siapa pun merusak hubungan bilateral”. Ungkap Abdollahian.
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan pada hari Sabtu bahwa Teheran dan Baku memiliki ikatan sejarah yang tak terpisahkan dan tidak akan mengizinkan orang lain merusak ikatan tersebut.
Raisi membuat pernyataan setelah percakapan telepon dengan rekannya Azeri, Ilham Aliyev. Panggilan telepon itu terjadi sehari setelah serangan mematikan terhadap kedutaan Republik Azerbaijan di Teheran.
Selama panggilan telepon, Raisi mengungkapkan simpati pemerintah dan bangsa Iran kepada Aliyev. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa hubungan baik dan persaudaraan antara Iran dan Azerbaijan dibangun di atas ikatan budaya dan sejarah yang tidak dapat dipisahkan.
“Pemerintah Iran dan Azerbaijan tidak akan membiarkan hubungan timbal balik diombang-ambingkan oleh pencela kedua negara,” tegas Raisi.
Raisi menegaskan bahwa lembaga pemerintah Iran yang relevan sedang menyelidiki banyak aspek dari kejadian mengerikan itu. Presiden Azeri, pada bagiannya, berterima kasih kepada Raisi karena telah mengungkapkan simpatik dan belasungkawa kepada pemerintah dan rakyat Azeri.
“Ini adalah kejahatan yang tidak terduga,” kata Aliyev, menambahkan, “Namun, kerja sama kedua negara dalam masalah ini harus sedemikian rupa sehingga tidak ada yang diizinkan menggunakan insiden semacam itu untuk mengganggu hubungan persahabatan kedua negara.”