Amman, Purna Warta – Menanggapi kudeta yang gagal di Yordania, Ikhwanul Muslimin Yordania menyatakan menentang aksi kudeta dan mendukung penuh keamanan dan stabilitas Yordania.
Menurut situs Al-Mayadin, kelompok tersebut menyatakan dukungannya untuk Yordania dan sistem politiknya di bawah kepemimpinan Raja Abdullah II.
Dalam pernyataannya, Ikhwanul Muslimin Yordania sangat mengutamakan keamanan dan stabilitas Yordania yang diabadikan dalam konstitusi. Mereka juga menyatakan melawan tindakan apa pun yang merugikan negara.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa Yordania, tidak seperti banyak negara lain, memperlakukan rakyatnya dengan damai dan rasional. Yordania disebutnya telah memberikan kebebasan, martabat, dan keamanan properti bagi rakyatnya.
“Kami mungkin menentang sebagian kebijakan pemerintah, tetapi soal negara dan stabilitasnya kami sepakat, dan kami memprioritaskannya daripada keuntungan apa pun,” kata Ikhwanul Muslimin dalam sebuah pernyataan.
Dalam permyataan itu disebutkan bahwa Ikhwanul Muslimin setuju dengan perlunya reformasi komprehensif melalui cara-cara damai melalui jalur konstitusi dan pendekatan diplomatik damai. Itu semua dilakukan demi menjaga kekuatan dan persatuan Yordania, kata pernyataan tersebut.
Menerapkan reformasi politik dan memperluas partisipasi berdasarkan kompetensi dan kompetensi merupakan jalan keluar dari banyak masalah negara.
Baru-baru ini telah terjadi percobaan kudeta di Yordania dan berakhir dengan kegagalan. Setelah itu 25 orang yang dicurigai terlibat dalam upaya itu ditangkap.
Sharif Hassan bin Zayed, rekan dekat keluarga kerajaan Yordania, dan Bassem Ibrahim Awadullah, mantan kepala kantor kerajaan Yordania, juga ditangkap. Pangeran Hamza bin Hussein juga menjadi tahanan rumah.
Baca juga: Yordania Diambang Kudeta, Erdogan Telepon Raja Abdullah II