IFRC: Situasi Layanan Kesehatan di Gaza ‘Sangat Kritis’

IFRC Situasi Layanan Kesehatan di Gaza 'Sangat Kritis'

Gaza, Purna Warta Jagan Chapagain, sekretaris jenderal dan CEO Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, menyatakan bahwa situasi layanan kesehatan di Gaza sangat kritis, dengan kesenjangan antara kebutuhan dan dukungan yang tersedia semakin lebar.

Baca Juga : 136 Hari Perang Gaza, Situasi Kemanusiaan Makin Memburuk

Ia juga mencatat bahwa banyak masyarakat rentan yang kekurangan layanan medis penting.

“Warga sipil di Gaza sudah cukup menderita, dan layanan kesehatan menjadi salah satu harapan terakhir yang tersisa,” kata Chapagain di X.

Ia menambahkan, “Saya mengingatkan semua pihak bahwa hak untuk mengakses layanan kesehatan harus ditegakkan bahkan di saat konflik. Sekali lagi, saya menyerukan akses yang aman dan tanpa hambatan bagi pekerja kemanusiaan sehingga mereka dapat melanjutkan pekerjaan penyelamatan jiwa mereka.”

Bulan Sabit Merah melaporkan bahwa pasukan Israel terus menargetkan dan mengepung Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis, dengan militer menembaki lantai empat gedung tersebut dan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur. Tembakan menyebabkan seorang pasien terjebak, yang akhirnya dievakuasi dengan susah payah. Militer Israel juga menargetkan tangki bahan bakar.

Baca Juga : Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Berpawai di London Peringati Hari Aksi Global untuk Gaza

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya 127 orang telah tewas dalam serangan Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah korban jiwa menjadi 28.985 sejak 7 Oktober.

Kementerian tersebut menyatakan melalui saluran Telegramnya bahwa 68.883 orang telah terluka sejak Israel melancarkan kampanye brutalnya di Gaza. Pasukan Israel mencegah kru ambulans dan pertahanan sipil menjangkau beberapa orang yang terluka dan orang-orang yang berada di bawah reruntuhan, tambah kementerian tersebut, dan mencatat bahwa “13 pembantaian” dilakukan terhadap keluarga-keluarga di Gaza.

Pasukan Israel di Jalur Gaza telah berulang kali mengepung dan menggerebek rumah sakit, dengan tuduhan bahwa fasilitas tersebut digunakan sebagai markas oleh pejuang Hamas.

Hamas membantah tuduhan tersebut, dan militer Israel tidak menunjukkan bukti nyata keberadaan pusat komando tersebut.

Baca Juga : Uni Eropa Setujui Misi Angkatan Laut di Laut Merah

Menargetkan rumah sakit dalam keadaan apa pun dilarang berdasarkan hukum internasional, dan organisasi hak asasi manusia menuduh Israel berulang kali melanggar undang-undang hak asasi manusia dalam perangnya di Gaza.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *