Riyadh, Purna Warta – Saudi Arabia menyebutkan bahwa homoseksual adalah garis merah yang tidak boleh dilewati dalam modernisasi Mohammed bin Salman.
Kerajaan Arab Saudi menggelontorkan uang miliaran dolar untuk merubah nasib masa depannya di bawah program Visi 2030 inisiatif Mohammed bin Salman, sang Putra Mahkota, yang mengupayakan membentuk wajah modernis dan kebarat-baratan Saudi dengan mereformasi budaya dan nilai-nilai agamis sosial Riyadh.
Emirat dengan sangat mudah mengoperasi wajahnya dan mengembangkan politik serta negaranya dengan signifikan, bahkan mengentas dari fanatik-fanatik agamisnya. Sebagai pesaing, Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga ingin melakukan modernisasi dalam istilahnya.
Baca Juga : Narkoba, Pelecehan dan Penyimpangan; Apa yang terjadi di Arab Saudi?
Pada hari Rabu, 22/12, kemarin Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh al-Tamimi, Mufti Agung Saudi, dalam pernyataannya, yang disiarkan media resmi Saudi, menjelaskan, “Dosa homoseksual merupakan salah satu dosa paling buruk dan dibenci oleh Allah SWT.”
Sementara Duta Saudi di PBB, juga dikabarkan baru-baru ini bahwa dia menolak penyodoran dokumen yang menyatakan homoseksual sebagai salah satu nilai kebebasan sosial.
Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh al-Tamimi merupakan salah satu keturunan Mohammad bin Abdul Wahab, pendiri mazhab Wahabi. Dia menambahkan bahwa siapapun yang melakukan homoseksual, maka dirinya telah membeli kesempitan (hidup) dan nama buruk.
Menurut pandangan Abdul Aziz Alu Syaikh al-Tamimi, hak-hak manusia telah tertulis di sela-sela hukum Ilahi. Hasrat dan nafsu melenceng dengan melangkahi hukum Allah SWT akan mengakibatkan kerusakan di dunia (Fasad fi al-Ardl).
Baca Juga : Balasan Menyakitkan Yaman terhadap Kejahatan Saudi
“Identitas orientasi seksual bertentangan dengan identitas Arab, Islam dan sejarah Arab Saudi,” cetus Duta Saudi di PBB.
Dalam dua tahun terakhir, memang telah ada beberapa perubahan tingkat rendah namun dalam kuantitas banyak di beberapa ranah Saudi, termasuk hak-hak perempuan seperti hak menyetir, cara berpakaian, konser serta pesta dengan artis luar negeri dan lain sebagainya. Semua ini adalah tuntutan Putra Mahkota MBS yang dijalankan oleh badan-badan kerajaan melalui program-programnya.
Media Prancis menuliskan bahwa pernyataan Mufti Agung Saudi dalam menolak homoseksual dinyatakan di tengah upaya kerajaan memperbaiki posisi Istana dalam opini umum masyarakat dunia dengan gelontoran uang jutaan dolar.
Baca Juga : [KARIKATUR] – Gila! Menurut Investigasi Arab Saudi Adalah Surganya Narkotika
Adapun homoseksual sendiri dilarang dan ditolak di 69 negara, bahkan dikategorikan kejahatan. 69 negara tersebut mayoritas negara di Asia dan Afrika. Negara-negara Muslim menolak mentah-mentah homoseksual, hanya Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Tajikistan dan Turki yang membolehkan. Bahkan di beberapa negara seperti Iran, Saudi, Sudan, Somalia, pelaku homoseksual mungkin dieksekusi.