Beirut, Purna Warta – Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah, mengatakan pihaknya telah menargetkan pangkalan militer Israel dengan peluru kendali sebagai tanggapan terhadap kejahatan dan agresi rezim Tel Aviv.
Baca Juga : Warga Afrika Selatan Dukung Operasi Badai Al-Aqsa Hamas
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu, Hizbullah mengatakan bahwa rudalnya menghantam kota Shtula, menewaskan dan melukai beberapa orang.
Serangan tersebut terjadi sebagai pembalasan atas “serangan Israel yang menargetkan jurnalis, yang mengakibatkan matinya jurnalis Issam Abdullah dan cederanya beberapa jurnalis lainnya, serta penembakan yang merusak sebuah rumah di Shebaa [Pertanian], yang berujung pada kematian dari Khalil Asaad Ali Hashem dan Riad Hussein al-Akoom.”
Baca Juga : Warga Maroko Tuntut Pemerintah Putus Hubungan dengan Israel
Media Israel melaporkan bahwa satu orang tewas dan tiga lainnya terluka akibat rudal anti-tank yang ditembakkan. Saluran berita Lebanon al-Manar melaporkan bahwa bendera Hizbullah dikibarkan di lokasi militer Israel.
Tentara Israel mengatakan pihaknya menyerang Lebanon dan menyatakan sebuah zona dalam jarak 4 kilometer dari perbatasan Lebanon terlarang untuk akses publik.
Baca Juga : Raisi: Pendirian Iran Tidak Tergoyahkan untuk Mendukung Palestina
Serangan rudal Hizbullah terjadi di tengah kampanye pemboman mematikan Israel di Jalur Gaza, setelah Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan gerakan perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober. Hizbullah memuji operasi Hamas, dan mencatat bahwa ini adalah pesan kepada negara-negara Arab yang menormalisasi hubungan dengan rezim Tel Aviv.
Perlawanan bersenjata adalah satu-satunya cara untuk menghadapi “agresi” Israel, kata Hizbullah, sambil mendesak Israel untuk mempelajari “pelajaran penting” yang diajarkan oleh “perlawanan Palestina.”